News . 24/04/2020, 11:33 WIB
WATAMPONE - Nelayan dan pembudidaya rumput laut paling terdampak pandemi Covid-19. Mereka diprioritaskan dapat bantuan.
Nelayan kecil kesulitan menjual ikan hasil tangkapannya akibat penutupan pasar tradisional. Demikian halnya pembudidaya rumput laut. Harganya terjun bebas. Akibatnya, biaya hidup sehari-hari sangat berat.
Kepala Cabang Dinas Kelautan Sulsel Wilayah Bosowasi, Suhartono mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan penyuluh untuk mendata kelompok pembudidaya, nelayan, dan pengolah hasil perikanan. Nantinya akan dibantu meningkatkan hasil produksi perikanan.
"Jadi akan mendapatkan bantuan recovery atau pemulihan pasca pandemi," ujar Suhartono, Kamis, 23 April. Selain itu, untuk membantu mendapatkan penghasilantambahan, pihkanya melibatkan 50 nelayan dalam penanaman pohon bakau. Jadi mereka diberi upah untuk tambahan biaya hidup selama pandemi virus. "Ada 38 ribu mangrove kita tanam. Kita libatkan nelayan dan istrinya," tambahnya.
Tak hanya dilibatkan dalam penanaman, tetapi mulai tahap persiapan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan pasca penanaman, mereka harus terlibat. "Jadi nelayan yang mengumpulkan bibit mangrove," tambahnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sulkaf S Latief menuturkan, pemprov sementara melakukan pendataan soal nelayan yang terkena dampak pandemi Covid-19.Akan diberi bantuan. "Sekarang lagi ditunggu satu dua hari ini dari seluruh daerah," ucapnya.
Salah seorang nelayan asal Kecamatan Tonra, Harman (31) mengaku sejak pandemi Virus Korona, mau ke laut tidak bisa juga. Ada ikan tidak bisa dijual lantaran tidak ada pembeli."Makanya kita masyarakat dengan adanya program ini sangat membantu," akunya. (Agung)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com