News . 23/04/2020, 13:15 WIB
MAKASSAR - Pembagian bantuan sembako menimbulkan masalah baru. Warga berkerumun, mengabaikan jarak fisik.
Petugas yang membagikan sembako juga terkesan memancing warga untuk berkumpul. Sebab, pembagian bantuan dilakukan di satu titik. Petugas tidak mendatangi rumah warga satu persatu.
Kondisi ini terjadi di Kelurahan Kunjung Mae, Kecamatan Mariso, Rabu, 22 April, kemarin. Masyarakat terlihat berlomba-lomba untuk mendapatkan paket sembako. Takut tidak kebagian.
"Kalau tidak duluan ki. Habis nanti. Jadi harus cepat. Tidak boleh ki lambat. Apalagi, semua warga langsung bergerak cepat," kata Irma (38) warga yang ikut berkerumun.
Pembagian sembako ini justru melahirkan potensi menyebarnya virus korona. Sebab, warga berkumpul dan saling bersenggolan. Tak peduli keberadaan warga yang membawa virus.
Anggota DPRD Makassar, Abdul Wahab Tahir mengatakan, pembagian sembako dengan mengumpulkan warga sangat amburadul. Seharusnya, pembagian dilakukan dengan cara door to door.
"Apakah petugasnya malas atau memang tidak ada data penerima bantuan makanya kacau begitu. Ini bahaya, kita larang masyarakat berkumpul tetapi membuat kegiatan yang justru hal itu dilakukan," kata Wahab.
Pola pembagian sembako lanjutnya harus jelas. Jangan asal membagi dan mengumpulkan warga di satu titik. Karena bukan lagi menghentikan penyebaran virus, tetapi malah menyebarkan virus lagi. (RUDI)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com