ROMA - Penundaan Serie A dan Euro 2020 membuat Nicolo Zaniolo kembali bersemangat. Ya, winger AS Roma itu harus mengakhiri musim ini lebih cepat setelah mengalami cedera ligamen lutut anterior (ACL) pada Januari lalu. Ayah Zaniolo, Igor Zaniolo, mengatakan pemulihan cedera putra tunggalnya berjalan baik. Dia memperkirakan Zaniolo akan bisa kembali bermain pada Agustus. Bulan tersebut menjadi masa di mana Zaniolo bisa kembali ke lapangan. Sebab, cedera ACL hanya membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk pulih.
"Saya tidak akan menyangkal, dua sampai tiga hari usai saya cedera membuat saya kaget dan hampir tidak bisa bicara. Saya langsung sadar itu adalah cedera serius, ”kata Zaniolo kepada Sky Sport Italia, Minggu (19/4).
Tidak hanya cedera parah, Zaniolo juga harus mengucapkan addio (selamat tinggal) untuk kesempatan bermain di Euro 2020. Beruntung, perhelatan akbar itu ditunda hingga 2021. Mimpinya untuk bermain di Tim Azurri bisa tercapai setelah pandemi ini berakhir. Dilansir laman resmi klub, Zaniolo yang tampil moncer saat Azzurri –julukan Italia– ditangani Mancini mengalami cedera robek ligamen ACL kanan plus kerusakan meniskus pada lutut yang sama.
“Aku mendengar suara retak (di lutut) sebelum aku menyentuh tanah dan itu adalah sensasi yang mengerikan. Menontonnya kembali membuatku merinding. Profesor Mariani (tim medis Roma) datang menemui saya di kamar saya dua atau tiga kali sehari setelah operasi, untuk menghibur saya. Berkatnya, lutut saya membaik, saya menetapkan target bisa melangkah beberapa kali setiap hari," paparnya.
Atas pengalaman ini, Zaniolo menegaskan sangat mencintai klub yang dibelanya. Zaniolo yang melesatkan empat gol dari 16 penampilannya musim ini ingin bertahan di Roma selama mungkin. “Jika memungkinkan, saya akan sangat senang mengakhiri musim dengan rekan tim saya. Pengalaman ini benar-benar membantu saya untuk tumbuh dewasa, jujur," paparnya.
Kedewasaan adalah sesuatu diakui Zaniolo diperlukan, usai dirinya terdepak dari skuad U-21 Italia bersama dengan Moise Kean selama kejuaran itu berlangsung. "Itu tidak akan pernah terjadi lagi, karena saya mengerti," sesalnya.
Dikutip dari Harian Gianluca Dimarzio, Zaniolo mengaku ingin mengikuti jejak Francesco Totti atau Daniele de Rossi yang menjadi legenda i Lupi, julukan AS Roma. "Bagi saya, Totti adalah idola Roma, simbol kota kami. Sementara, sosok de Rossi sulit ditandingi. Saya tentu ingin menjadi legenda di Roma, meskipun saat ini mungkin tidak ada yang berpikir demikian," kata Zaniolo.
Namun, kata dia, yang terpenting saat ini adalah kembali ke lapangan dan menghibur para fan. Pasalnya, nasib Serie A Italia belum mendapat kepastian hingga saat ini. Perdebatan antara musim yang harus dihentikan atau dilanjutkan terus menghangat.
"Jadi mari kita lihat apa yang akan terjadi di masa mendatang, tapi intensitas saya adalah untuk tetap berada di Roma dalam kangka waktu yang lama. Saya sangat mencintai klub ini," tandasnya. (fin/tgr)