JAKARTA- Harga minyak dunia turun jauh dengan harga murah. Bahkan kejadian ini yang pertama semenjak 18 tahun terakhir. Namun hingga saat ini pemerintah belum menurunkan harga BBM di tanah air mengikuti harga minyak global
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era SBY, Roy Suryo mengatakan seharusnya harga BBM dalam negeri ikut turun menyesuaikan dengan harga minyak global. Sebab laba resmi pertamina cukup besar hingga puluhan triliun rupiah. Seharunya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat di masa pandemi ini
"Kalau membaca berbagai berita keuntungan atau laba bersih Pertamina sampai puluhan trilun di berbagai situs resmi ini. Seharusnya Pemerintah bisa mengalokasikan untuk kesejahteraan masyarakat. Apalagi ditengah PSBB Pandemi COVID-19 yg makin membuat sulit ekonomi rakyat," tulis Roy Suryo dikutip akun twitternya, Senin (20/4).
Roy Suryo menilai pertamina enggan menurunkan harga BBM sebab ada beberapa faktor. Salah satunya gajia komisaris utama (komut) yang cukup besar, yakni 3 miliar per bulannya. Dia mengatakan, pertamina untung besar tidak menurunkan harga minyak menyesuaikan harga global.
"Tetapi "Bagaikan Pungguk Merindukan Bulan" kalau rakyat berharap @pertamina yang secara trori untung besar gara-gara harga minyak dunia jatuh akan menurunkan harga, karena lebih memikirkan gaji komutnya yang mencapai 3.2 miliar," katanya.
"Apalagi sekarang pemerintah melalui @pertamina seharusnya bisa adil terhadap rakyat, malahan mengeluarkan ke-(tidak)-bijakan yang subyektif hanya untuk Ojol saja.Bahkan Konyolnya dibuat seolah-olah itu jasa komut-nya sendiri, bukan BUMN.Ini Potensial Memecah Belah Rakyat. AMBYAzR," tulis Roy Suryo. (dal/fin).