PSBB Tekan Konsumsi dan Investasi

fin.co.id - 18/04/2020, 12:30 WIB

PSBB Tekan Konsumsi dan Investasi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan sekitar (Bodatebek) pada 13 April 2020 kemarin telah berdampak besar terhadap konsumsi dan investasi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan tersebut berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Namun, pihaknya belum melakukan kalkulasi berapa besaran kerugiakan akibat pemberlakukan PSBB.

"Karena kegiatan sosial dan ekonomi engak ada, maka berdampak terhadap menurunnya konsumsi dan kegiatan Investasi akan slowing down. Kita akan ukur ke depan sesudah kita lihat statistiknya," ujarnya dalam dalam Video Conference di Jakarta, Jumat (17/4).

Bendahara negara itu menjelaskan, tentu saja pemberlakukan di kawasan Jabodetabek akan berdampak besar pada laju ekonomi nasional. Sebab kawasan tersebut merupakan jantung ekonomi di bandingkan wilayah lainnya. "Jabodetabek merupakan kontributor terbesar roda ekonomi nasional. Ya, dar sisi investasi, konsumsi, dan ekspor impornya," tuturnya.

Sementara itu, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna menilai, pemerintah seharusnya lebih memfokuskan kepada penyelamatan masyarakat ketimbang memikirkan ekonomi nasional.

"Saya rasa nyawa masyarakat tidak ternilai dibanding kegiatan ekonomi. Jadi memang yg harus diprioritaskan adalah keselamatan masyarat luas," ujar Ariyo kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (17/4).

Menurutnya, besaran kerugian akibat pemberlakuan PSBB sekisar seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Diketahui, PDB atas dasar harga pada 2019 mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp59,1 Juta atau USD4 174,9. "Besaranya saya kira bisa seperempat PDB kita," kata dia.

Ekonom senior dari Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah memperkirakan, pemberlakukan PSBB terhadap kemerosotan ekonomi nasional lebih landai ketimbang tanpa PSBB. "Tanpa maupun dengan PSBB perekonomian sudah memburuk. Justru dengan PSBB kita berharap bisa mengurangi dampak negatif dari Covid-19," kata Piter, kemarin (17/4).

Menurut Piter, akibat pandemi corona ekonomi hampir di seluruh dunia mengalami pelemahan. Termasuk di Indonesia ikut terpukul. "Dengan pelemahan perekonomian global berdampak pada perekonomian nasional. Adalah, pariwisata mati, ekspor impor terus menurun, apalagi manufaktur akan terhenti karena kesulitan mendapatkan bahan baku," ujarnya.

Oleh karena itu, tanpa PSBB, perekonomian Indonesia akan melambat cukup dalam. Dengan penanganan wabah corona yang berlarut-larut tentu saja akan menimbulkan masalah baru, yakni pengangguran akan bertambah. "Nah, ketika itu terjadi, perekonomian akan dilumpuhkan oleh ketakutan," ucap dia.

Diketahui, pemberlakuan PSBB dalam rangka untuk menekan penyebaran Covid-19. Selain Jabodetabek, kegiatan PSBB akan diikuti daerah di sekitarnya seperti lima kabupaten kota wilayah Jawa Barat.(din/fin)

Admin
Penulis