News

Kemenkop Akui Produk UKM Drop

fin.co.id - 17/04/2020, 11:15 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Merebaknya penyebaran virus corona atau Covid-19 sangat berdampak bagi para pelaku usaha, khususnya KUMKM. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) melakukan identifikasi KUMKM terdampak melalui call center, recovery dengan berbagai program stimulus, serta development program setelah recovery.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Victoria br. Simanungkalit mengakui berdasarkan hasil identifikasi, masalah yang dihadapi oleh KUMKM selama pandemik Covid-19 ini antara lain penurunan penjualan, kesulitan bahan baku, distribusi terhambat, permodalan dan produksi menurun.

Mengantisipasi hal tersebut, Kemenkop dan UKM telah melakukan mitigasi bagi KUMKM terdampak Covid-19 dengan beberapa inisiasi yakni Stimulus Daya Beli Produk UMKM/Koperasi, Bantuan Langsung Tunai Usaha Ultra Mikro dan Mikro, dan Restrukturisasi dan Subsidi Suku Bunga Kredit Usaha Mikro.

BACA JUGA: Tindakan Tegas Polisi di Tengah Wabah

Kemudian dilakukan juga Restrukturisasi Kredit Untuk Koperasi melalui LPDB, Belanja di Warung Tetangga, Kartu Pra Kerja, Relaksasi Pajak, Masker untuk Semua, dan BUMN sebagai Offtaker Produk Pangan dan Bahan Pokok. ”Kemenkop dan UKM juga menghimbau kepada para pelaku KUMKM untuk mengikuti protokol social distancing, namun tetap menjalankan aktivitas produksi untuk bertahan hidup,” kata Victoria di Jakarta, Kamis (16/4).

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan pasien Covid-19 dan pemenuhan permintaan pasar terhadap produk APD, para KUMKM banting setir memproduksi APD berupa coverall bagi tenaga medis serta masker dan handsanitizer bagi masyarakat umum.

”Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenkop dan UKM terus mendorong para pelaku usaha khususnya KUMKM yang memproduksi APD, masker dan handsanitizer dalam membantu pemenuhan kebutuhan produk tersebut di dalam negeri,” terang Victoria.

Menteri Koperasi dan UKM menyatakan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM telah menjalin komitmen dengan berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan bahan baku, standarisasi produk, dan akses pemasaran produk KUMKM dimaksud. Salah satu yang telah dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan PT. Daruma Adira Pratama terkait quality control dan akses pemasaran produk APD yang diproduksi oleh KUMKM melalui program Karya Nusantara.

BACA JUGA: Hasto: Pengajuan PAW Harun Sesuai Hukum

Telah ada beberapa KUMKM yang standar produknya sesuai dengan standar kurasi program "Karya Nusantara by Daruma”, antara lain PT. Semesta Raya Bertasbih, Primed Coverall Suit, La Suntu Tastio, PT. Sinar Utama Madura, Tewe Tewe Art, Anggrek KCB, dan Batu Beling.

”Para KUMKM tersebut akan dipertemukan dengan beberapa buyer potensial seperti holding BUMN bidang farmasi, Lembaga Kemanusiaan, Kementerian Kesehatan, dan BNPB. Saat ini Program Karya Nusantara telah mendapatkan order sebanyak 15 ribu masker non medis yang diproduksi oleh KUMKM terkurasi," terang Menteri Koperasi dan UKM Teten Madsuki.

Kementerian Koperasi dan UKM juga menjalin komitmen dengan PT. Kimia Farma, Tbk untuk mensuplai masker non medis sebanyak 500 ribu per bulan selama pandemik yang diproduksi oleh KUMKM. ”Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian Kesehatan akan mempermudah prosedur pengurusan ijin edar bagi produk alkes dan surat keterangan produk non alkes untuk masker non medis,” kata Victoria.

Kemenkop dan UKM siap menerapkan program dan langkah mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor UMKM. ”Kami akan segera menindaklanjuti perintah Presiden Jokowi untuk memitigasi dampak Covid-19 terhadap para pelaku koperasi dan UMKM,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki setelah mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi secara virtual terkait Program Mitigasi Dampak Covid-19 terhadap UMKM dari Istana Merdeka Jakarta, Rabu (15/4).

Sebelumnya pihaknya telah menyusun sembilan program untuk mengantisipasi dampak Covid-19 terhadap KUMKM. Sembilan program yang dimaksud meliputi stimulus daya beli produk UMKM dan koperasi, belanja di warung tetangga, program restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro, restrukturisasi kredit yang khusus bagi koperasi melalui LPDB KUMKM, dan program masker untuk semua, terutama masker bagi pedagang pasar kuliner supaya mereka tetap mendapatkan pelanggan.

BACA JUGA: Melaney Ricardo Sedih Terpisah dengan Suami

Kemudian program keenam, memasukkan sektor mikro yang jumlahnya cukup besar dan paling rentan terdampak Covid-19 dalam klaster penerima kartu prakerja untuk pekerja harian, kemudian bantuan langsung tunai, relaksasi pajak, dan pembelian produk UMKM oleh BUMN. Teten mengatakan program-program tersebut diselaraskan dengan instruksi Presiden dalam rangka memitigasi dampak Covid-19 bagi para pelaku koperasi dan UMKM. ”Kami berharap upaya ini bisa mendorong usaha para pelaku KUMKM di Indonesia tetap laju, dan kondisi segera pulih seperti sedia kala,” katanya.

Presiden Joko Widodo menyiapkan empat langkah untuk memitigasi dampak Covid-19 terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal pertama yakni percepatan bagi upaya relaksasi restrukturisasi kredit UMKM yang mengalami kesulitan. Hal kedua, dalam masa pandemi ini, presiden meminta agar disiapkan skema baru pembiayaan, terutama berkaitan dengan investasi dan modal kerja yang pengajuannya lebih mudah dengan jangkauan terutama bagi daerah-daerah yang terdampak.

Hal ketiga, memasukkan para pelaku usaha mikro atau masyarakat yang membutuhkan dalam skema bantuan sosial, terutama yang berkaitan dengan paket sembako. Dan hal keempat, UMKM diberikan peluang terus untuk berproduksi di sektor pertanian, industri rumah tangga, warung tradisional sektor makanan, dengan protokol kesehatan yang ketat. (dim/fin/ful)

Admin
Penulis
-->