News . 12/04/2020, 09:52 WIB

Positif COVID -19 Mendekati 4 Ribu Kasus

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat penambahan 330 kasus positif. Sehingga total menjadi 3.842. Kemudian kasus meninggal dunia bertambah sebanyak 21 orang. Totalnya mencapai 327. Sementara kasus sembuh hanya bertambah 4 kasus dengan total 286 orang.

"Telah bertambah lagi 330 kasus baru dari konfirmasi PCR positif. Sehingga total 3.842 kasus. Sementara yang sembuh bertambah empat pasien dan angka kematian bertambah 21 kasus," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (11/4).

Yuri mengatakan data tersebut adalah gambaran yang nyata penyebaran masih terus terjadi. Artinya ada kasus positif yang berada di tengah masyarakat. Masih ada kelompok masyarakat yang rentan yang belum disiplin menjaga jarak dan menggunakan masker. Sebelumnya, pada Jumat (10/4) tercatat 3.512 kasus positif COVID-19 dengan 282 pasien sembuh dan 306 meninggal dunia.

DKI Jakarta masih menjadi pusat penyebaran wabah di Indonesia dengan jumlah penderita COVID-19 mencapai 1.948 orang. Sebanyak 82 orang berhasil pulih dan 159 pasien meninggal dunia. Dalam kurun waktu 24 jam, dilaporkan 196 orang terinfeksi dan lima pasien meninggal dunia di Jakarta. Sebelumnya, angkanya 1.752 kasus positif COVID-19 dan 154 kasus kematian.

Data Kementerian Kesehatan menyebut Provinsi Banten menjadi wilayah dengan pertambahan tertinggi kedua setelah Jakarta. Yakni ) dengan 36 kasus positif. Totalnya ada 279 pasien positif di Banten, di mana tujuh pasien sembuh dan 21 meninggal dunia.

Lalu, dengan tambahan 32 kasus dalam sehari, Jawa Barat menjadi tempat dengan pertambahan pasien COVID-19 terbanyak setelah Jakarta dan Banten. Hingga Sabtu (11/4), ada 421 pasien COVID-19 di Jawa Barat, dengan 19 orang sembuh dan 40 meninggal.

Rincian total kasus positif COVID-19 di Indonesia sampai Sabtu (11/4) yaitu Aceh lima kasus, Bali 79 kasus, Banten 279 kasus, Bangka Belitung empat kasus, Bengkulu empat kasus, DI Yogyakarta 41 kasus, DKI Jakarta 1.948 kasus, Jambi empat kasus. Jawa Barat 421 kasus, Jawa Tengah 144 kasus, Jawa Timur 267 kasus, Kalimantan Barat 10 kasus, Kalimantan Timur 35 kasus, Kalimantan Tengah 24 kasus, Kalimantan Selatan 29 kasus, Kalimantan Utara 16 kasus.

Kemudian di Kepulauan Riau 21 kasus, NTB 27 kasus, Sumatera Selatan 21 kasus, Sumatera Barat 31 kasus, Sumatera Utara 59 kasus, Sulawesi Utara 13 kasus, Sulawesi Tenggara 16 kasus, Sulawesi Selatan 178 kasus, Sulawesi Tengah 19 kasus. Selanjutnya di Lampung 20 kasus, Riau 16 kasus, Maluku Utara dua kasus, Maluku tiga kasus, Papua Barat dua kasus, Papua 62 kasus, Sulawesi Barat lima kasus, NTT satu kasus serta Gorontalo satu kasus. Selain itu, ada 35 kasus yang masih dalam verifikasi di lapangan.

Sementara itu, Save The Children Indonesia sebagai organisasi non-pemerintah internasional yang berkecimpung dalam peningkatan kehidupan anak mengharapkan agar anak-anak diberikan partisipasi menjadi bagian dari strategi pengendalian dan penanganan COVID-19.

"Kita ingin anak-anak sebagai masa depan keluarga dan bangsa bisa berpartisipasi dalam berbagai hal. Di mana hak ini adalah hak untuk mengucapkan sesuatu, hak untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan mencapai suatu perubahan," ujar Ketua Gugus Kerja Kampanye dan Media Save The Children Indonesia, Victor Rembeth di Jakarta, Sabtu (11/4).

Victor juga menyinggung empat hal mengenai tumbuh kembang anak. Yaitu ingin anak-anak tumbuh dengan sehat, belajar dengan baik dan berkualitas. Selain itu, anak-juga anak mempunyai hak partisipasi. "Indonesia yang ingin cepat sembuh dari COVID-19, rasanya mendengarkan suara anak-anak. Justru dalam situasi seperti sekarang ini kita memperbaiki kualitas di rumah. Dalam situasi seperti ini juga membangun kedekatan dengan anak," imbuhnya.

Saat ini, hal yang dibutuhkan anak-anak adalah kedekatan. Baik itu orang tua, guru atau komunitas untuk bisa hidup dan saling mengisi tanpa ada kekerasan. Sehingga apa yang dilakukan pada saat ini bagi anak akan mempengaruhi masa depannya. "Apa yang orang tua lakukan ke anak, maka itulah masa depan kita," ucapnya.

Pandemi COVID-19 saat ini menjadi krisis kesehatan global. Anak-anak adalah salah satu dari kelompok rentan yang bisa mengancam kehidupannya. Sehingga dalam hal ini anak-anak harus menjadi perhatian utama. "Kami ingin mengajak semua, termasuk pemangku kepentingan, untuk sama-sama mendengarkan suara anak. Mereka masa depan kita. Krisis COVID-19 bisa berakhir, tapi kami mengajak sama-sama kita perhatikan anak-anak. Tetap jaga hak mereka," bebernya.

Victor Rembeth menyebut saat ini merupakan waktu terbaik untuk memperbaiki kualitas anak-anak. Baik kesehatan, belajar, melindungi dari kekerasan. Yang terpenting, anak harus disiapkan untuk terus berpartisipasi menyuarakan hak-haknya. (khf/fin/rh)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com