JAKARTA - Akibat pandemi virus Corona atau Covid-19 membuat seluruh kegiatan olahraga mulai dari latihan bersama baik klub atau-pun Timnas hingga kejuaraan nasional maupun internasional tertunda. Bahkan, sebagian kejuaraan, ada juga yang terhenti akibat penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang tetap mengadakan sesi latihan di sela karantina tertutup di pusat pelatihan nasional (pelatnas) Cipayung, Jakarta Timur.
Akan tetapi, program latihan yang dilangsungkan tidaklah seperti biasanya. Dikatakan, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti mengatakan tujuan utama latihan di masa ini hanya untuk menjaga kebugaran atlet.
"Latihan sekarang ini tetap ada, mencakup teknik dan fisik, tapi hanya untuk jaga performa, stroke akurasi saja,” ungkap Susy seperti dikutip situs resmi PBSI, Sabtu (11/04) kemarin.
BACA JUGA: Duh, Mantan Bintang Liverpool Kenny Dalglish Positif Corona
“Porsi latihannya sekitar 40-50 persen saja, yang terpenting saat ini menjaga kesehatan atlet, jadi menyesuaikan dengan kondisi atlet, program sesuai arahan pelatih masing-masing sektor," tambahnya.Susy menjelaskan, pihaknya baru akan akan mulai menerapkan program latihan intensif mulai 2 Juni 2020 atau setelah hari raya Idul Fitri.
Dijelaskan Susy, latihan pada tahap ini sudah mulai normal kembali karena para atlet akan menjalani program persiapan menuju turnamen, seandainya turnamen sudah bisa berjalan pada Agustus 2020.
"Program latihan normal akan berjalan setelah lebaran, semoga situasinya juga sudah normal kembali," tambah mantan atlet bulu tangkis Nasional tersebut.
Peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini juga mengimbau para atlet untuk disiplin menjaga performa mereka, terutama atlet-atlet muda agar 'feel' permainan mereka tidak hilang.
"Atlet muda memang harus tetap latihan stroke dan akurasi, karena di bagian ini mereka masih belum matang, sehingga mereka harus lebih konsisten latihan, agar feel akurasi dan stroke-nya tidak hilang setelah lama absen turnamen dan latihan intensif," lanjut Susy.
BACA JUGA: Polri Siap Bantu Daerah Terapkan PSBB
Lebih lanjut, Susy menambahkan bahwa situasi pandemi virus Corona ini membuat pihaknya mengatur ulang program dengan seefektif dan seefisien mungkin untuk para atlet, terutama mereka yang diprioritaskan menuju olimpiade."Perubahan jadwal olimpiade tentu ada dampaknya buat atlet, mereka harus mempersiapkan diri lebih lama, kondisi tubuh harus dijaga, performa nanti ditingkatkan lagi dan diatur ulang sehingga puncaknya bisa dicapai di olimpiade," tuntasnya.
Susy mengatakan, hingga saat ini ia dan tim terkait tengah berdiskusi untuk membuat program persiapan menjelang Olimpiade 2021 Tokyo, Jepang serta program untuk para atlet lainnya pasca wabah Covid-19.
Sebelumnya, PP PBSI telah mengambil keputusan untuk tetap menempatkan atlet-atletnya di Pelatnas Cipayung dan tidak memulangkan atlet ke rumah masing-masing. Kegiatan latihan tetap berjalan dengan ketentuan khusus dan mengacu pada protokol kesehatan dari pemerintah.
Keputusan berjalannya pelatnas akan dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama dimulai pada 13 April 2020 hingga akhir Mei 2020. Pada tahap ini, program latihan yang berjalan hanya 40 persen dari program biasanya, dan bertujuan untuk menjaga kebugaran.
Tahap kedua dimulai pada 2 Juni 2020, pelatnas akan berjalan normal dengan program intensif untuk peningkatan performa dan persiapan jika turnamen sudah mulai berjalan pada Agustus 2020.
"Pada dasarnya kesehatan dan keselamatan atlet adalah yang utama. Pelatnas merupakan area karantina tertutup, kami akan tetap menjalankan ketentuan kesehatan dari pemerintah seperti physical distancing, PBSI pun sudah membuat protokol yang ketat terkait hal ini," ujar Sekjen PBSI, Achmad Budiharto beberapa waktu lalu.