Korban Tewas Covid-19 Capai 100.000 Lebih

fin.co.id - 12/04/2020, 07:15 WIB

Korban Tewas Covid-19 Capai 100.000 Lebih

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

WASHINGTON - Korban kematian global akibat virus corona sudah mencapai 100.000 lebih pada Sabtu (11/4) kemarin. Sementara yang terinfeksi telah melampaui satu juta penduduk bumi. Dikutip worldometers, total kematian akibat Covid-19 secara global mencapai 102,734 jiwa dan sebanyak 1,699,632 jiwa terinfeksi

Amerika Serikat, menjadi pusat pandemi. Negara adidaya ini menjadi negara pertama yang mencatat dalam sehari terdapat 2.108 kematian akibat covid-19 menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. Secara keseluruhan Amerika Serikat mencatat angka kematian berjumlah 18.600 jiwa. Angka ini mendekati Italia dengan jumlah kematian sebesar 18.849 jiwa.

Meskipun demikian, Presiden Donald Trump mengklaim bahwa negaranya sedang menghadapi puncak wabah. Dia bahkan sudah berencana untuk membuka beberapa negara bagiannya yang telah dilockdown. "Tanpa pertanyaan itu keputusan terbesar yang pernah saya buat," kata Trump dikutip AFP.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperingatkan negara-negara agar tidak terburu-buru membuka penguncian. Sebab itu bisa membuka peluang bagi penyebaran virus gelombang ke dua. "Saya tahu bahwa beberapa negara sudah merencanakan transisi keluar dari pembatasan tinggal di rumah. Membuka lockdown terlalu cepat dapat menyebabkan serangan ke dua yang mematikan," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Seolah membantah WHO, Trump mengklaim jika berdiam diri di rumah pun tetap terpapar virus corona.

Trump mengatakan pihaknya akan segara mengembalikan stabilitas ekonomi dan membuka penguncian. "Tapi tahukah Anda? Tinggal di rumah juga menyebabkan kematian," kata Trump.

Sementara itu di Eropa, ada beberapa negara dengan secercah harapan. Spanyol misalnya, negara yang juga terserang covid-19, mulai terlihat angka kematian dan positif infeksi terendah dalam 24 jam terakhir. Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan musibah pandemi ini mulai dikendalikan.

Prancis melaporkan hampir 1.000 kematian baru pada Jumat kemarin, tetapi jumlah pasien positif dalam perawatan intensif telah mengalami penurunan untuk hari kedua secara berturut-turut. Sementara itu, jumlah korban Italia mendekati 19.000 Jumat kemarin, angka itu tertinggi di dunia. Tetapi peningkatan kasus infeksi baru setiap hari telah melambat secara dramatis. Namun, otoritas Italia mengatakan akan memperpanjang pesanan lockdown hingga 3 Mei.(dal/fin)

Admin
Penulis