APD Ijon

fin.co.id - 30/03/2020, 04:24 WIB

APD Ijon

Hati saya terasa tertusuk melihat dokter mengenakan jas hujan itu. Jas hujan kok untuk menangani wabah yang demikian berat.

Seorang teman lantas melihat video itu. Lalu mengajak saya mencari APD. Kami sama-sama sering ke Tiongkok --beda jurusan. Tapi kali ini dia juga lockdown sukarela.

Dia menyerahkan sejumlah uang kepada saya. Saya pun cari-cari di mana bisa beli APD. Kalau pun harus impor bagaimana caranya.

Jaringan saya di Tiongkok saya hubungi. Mereka sudah siap membantu. Tapi akhirnya saya menghubungi seorang teman yang punya pabrik tekstil. Di Solo.

Saya tahu, di Tiongkok pabrik popok bayi pun diubah menjadi pabrik masker. Itulah yang terjadi saat Covid-19 mewabah di sana.

Tentu pabrik tekstil punya kemampuan untuk berubah jadi produsen APD. Dalam kapasitas yang besar.

Ternyata saya telat tahu. Pabrik tekstil tersebut, Sritex, juga sudah mulai memproduksi APD. Belakangan.

Saya pun langsung menghubungi bos besarnya. Saya pun sudah bisa memesan APD di Sritex. Tentu, harus kirim uang dulu. Setelah itu barulah APD-nya dibikinkan. APD pesanan itu baru bisa diterima dua minggu setelah uang dikirim.

Saya pun langsung mengirim uang. Kini saya lagi menunggu kiriman APD tersebut.

Harganya memang Rp 1 juta/buah. Tapi bisa dicuci 10 kali --dengan air panas 40 derajat. Lalu disetrika dengan tingkat panas medium.

Saya pikir ini lebih murah daripada Rp 250.000 sekali pakai. Made in Indonesia pula.

Tentu pesanan saya ini amatiran. Hanya sesuai dengan jumlah uang yang ada.

Tapi setidaknya kita sudah lebih tenang. Ada pabrik APD di dalam negeri. Dengan kapasitas 3000 buah/hari. Yang masih bisa ditingkatkan menjadi 5000 buah/hari. Berarti sebulan bisa produksi 150.000 potong.

Tidak ada alasan lagi bagi siapa pun untuk tetap menggunakan jas hujan. Semoga juga tidak menjadi isu lagi: dokter yang tidak dilengkapi APD tidak akan diizinkan menangani pasien Covid-19 --seperti yang dinyatakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Tentu, APD juga harus untuk perawat. Jumlah perawat yang tertular jauh lebih besar dari dokter. Pun di Tiongkok.

Admin
Penulis