JAKARTA - Lagi-lagi, pemerintah daerah dituntut cepat dan kreatif dalam mengatasi wabah Virus Corona (Covid-19). Jangan hanya sebatas menerima masukan dan instruksi dari pemerintah pusat, apalagi Presiden. Salah satu yang bisa ditiru, adalah pemanfaatan fasilitas Wisma Atlet dan hotel sebagai ruang rawat pasien.
”Ini prototipe yang kita bangun di pusat, harapannya nanti juga dibangun oleh pemerintah daerah dalam rangka isolasi rumah sakit,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Minggu (22/3).
Yurianto mengatakan saat ini pemerintah sedang berupaya menyiapkan Wisma Atlet di Kemayoran Jakarta agar dapat digunakan untuk merawat pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan supaya bisa dipakai pada Senin (23/3). Selain itu salah satu hotel di Jakarta juga sudah didekasikan untuk merawat pasien Covid-19.
BACA JUGA : DITULIS ILMUAN CINA, INILAH BUKU PENANGKAL CORONA
Dia berharap hal sama juga dilakukan oleh pemerintah daerah, yaitu memanfaatkan fasilitas yang ada baik itu milik pemerintah ataupun swasta sebagai ruang rawat pasien. Sementara kapasitas ruang rawat di rumah sakit, termasuk ruang isolasi bertekanan negatif, hanya digunakan untuk pasien dalam kondisi kesehatan sedang hingga berat dan disertai komplikasi yang membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Yurianto juga meminta kepada rumah sakit agar tidak tergesa-gesa merawat seluruh pasien positif Covid-19 dengan berbagai kondisi, melainkan diprioritaskan untuk pasien dalam kondisi sedang hingga berat. ”Nanti kalau ada pasien dengan tuntutan layanan sedang sampai berat kita akan kelabakan,” kata dia.
https://www.youtube.com/watch?v=r5rrrct8gkg
Selain itu untuk masyarakat yang dilakukan tes cepat oleh pemerintah dan ditemukan hasilnya positif namun tidak bergejala atau hanya bergejala ringan diharapkan untuk mengisolasi secara mandiri di rumah. Orang yang positif COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah dengan melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi penularan ke anggota keluarga yang lain.
”Batasi kontak dengan keluarga, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, monitoring kondisi kesehatan secara rutin, dan lakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional baik melalui call center 119 atau menggunakan unicorn seperti Halodoc dan Sehatpedia,” kata Yurianto.
Baca Juga : PESAN PRESIDEN DIBALAS KERJA MARATON
Untuk anggota keluarga lain juga harus memberikan dukungan bagi mereka yang positif Covid-19 dan mengisolasi diri di rumah. Lingkungan sekitar juga harus memberikan dukungan kepada pasien yang sedang mengisolasi diri.
Ditambahkan Yurianto, sejak Jumat (20/3) sore pemerintah telah melakukan tes cepat pada orang-orang yang termasuk kelompok berisiko terpapar Covid-19. Kelompok orang yang berisiko yaitu orang-orang yang pernah kontak dekat dengan pasien positif Covid-19 selama 14 hari terakhir.
[caption id="attachment_436628" align="alignleft" width="696"]
Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto memberikan keterangan terkait WNI yang sudah positif Virus Corona COVID-19 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, (21/2). Dalam keterangannya, Achmad Yurianto menjelaskan pemerintah akan memperlakukan berbeda terhadap 74 warga negara Indonesia (WNI) awak kapal pesiar Diamond Princess jika mereka dipulangkan dari Jepang dipulangkan. Bila para WNI dari Wuhan diobservasi selama 14 hari, maka WNI awak kapal Diamond Princess akan diobservasi selama dua kali masa inkubasi, yakni 28 hari.FOTO: FAISAL R SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK.[/caption]