Obat Covid

fin.co.id - 22/03/2020, 05:28 WIB

Obat Covid

Dan keputusan itu harus bisa sekalian mendongkrak popularitasnya. Presiden harus terlihat jagoan di situasi krisis seperti ini.

Maka Trump mendeklarasikan diri sebagai 'Presiden di masa Perang'. Dan ia harus memberi semangat rakyatnya untuk optimistis.

Lalu harus pula bisa menutup kesan bahwa ia sangat telat dalam menangani krisis Covid-19 ini.

Untuk menutup kelemahan itu ia carilah kambing hitam. Sekaligus banyak: Gubernur New York, Partai Demokrat, dan Tiongkok.

Untuk menggerakkan optimisme dan semangat rakyat ia pun berpidato dengan gagah: sudah menemukan obat untuk Covid-19. Sudah bisa langsung diproduksi. Hanya karena ia maka prosedur izin produksinya bisa dipercepat. Soal perizinan beres.

Pokoknya rakyat segera dapat obatnya.

Nama obat itu: Chloroquine. Dan Hydroxychloroquine.

Hah?

Semua ahli obat lantas menertawakannya --dalam hati. Juga di medsos.

Nama obat yang disebut Trump yang pertama itu adalah obat produksi tahun 1940-an.

Itu adalah obat malaria.

Trump ngotot bahwa FDA sudah mengesahkannya sebagai obat Covid-19. Wartawan pun mendesaknya: kapan persetujuan itu diberikan?

Dijawab: pokoknya sudah disetujui.

Maka FDA pun buru-buru klarifikasi. Dengan cara yang halus. "FDA sedang mengkajinya," ujar pemimpin tertingginya.

Mungkin Trump memang tidak pernah kena malaria. Sehingga tidak begitu kenal dengan nama Chloroquine. Juga tidak tahu apa saja efek sampingannya. Terutama terhadap pendengaran dan mata.

Admin
Penulis