JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Tuli Sedunia (World Hearing Day) 2020 Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dan Komisi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) memberikan apresiasi kepada 40 orang Deaf Role Model 2020 di Kemenkes, Jakarta, Jumat (13/3). Hari Tuli Sedunia 2020 mengangkat tema global "don't let hearing loss limit you".
Salah satu role model 2020 berprestasi adalah Bagaskara Maharastu asal Yogyakarta. Mahasiswa jurusan Seni Rupa Murni S1 lnstitut Seni Indonesia angkatan 2017. Ia mulai menoreh prestasi saat di bangku Sekolah Dasar (SD). Karya lukis Bagaskara menjadi sampul buku 'Hearing Impaerment An Invisible Disability karya J. Suzuki. T. Kobayasi. K. Koga di Tokyo. Jepang. Lalu juara harapan 3 tingkat nasional "Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Pendidikan Dasar di Makassar, Sulawesi Selalan, tahun 2011.
Saat di bangku SMP 2013, Bagas menyabet juara 1 tingkal provinsi "Festival & Lomba Seni Siswa Nasional. Kemudian ia juga menyabet juara Iomba Iukis Jogja-Kyoto, Jepang.
Bagas juga berprestasi di SMK. Tahun 2014, ia meraih juara 1 pemuda pelopor bidang sosial budaya dan pariwisata tingkat kota Yogyakana. Dan ia juga mendapat juara 2 pemuda pelopor bidang sosial budaya dan pariwisata ptovinsi daerah istimewa Yogyakana.
Bagas aktif mengikuti berbagai pameran. Tahun 2018 ia berpartisipasi di pameran seni rupa bertajuk "Feslival Bebas Batas di Galeri Nasional. Lalu ikut pameran seni rupa 'Tali Simpul' di Museum Bank Indonesia. Kemudian ikut serta di pameran seni rupa "Re Kreasi Garis" di Galeri Nasional. Di 2019 Bagas juga berpartisipasi pada pameran seni rupa "Ngawe Kadang Vl" di Taman Budaya Yogyakarta.
We Hear We Hope selaku organisasi amal memberikan supportnya pada role mode WHD 2020. Dewi sebagai Founder We Hear We Hope menuturkan terdapat 42 role model berprestasi yang menginspirasi banyak orang.
Sesuai dengan tema WHD tahun ini don’t Hearing Loss limit you, gangguan pendengaran jangan menjadi penghalang untuk meraih sebuah cita-cita.
"Untuk para moms We Hear We Hope tetap semangat untuk peduli dan support sedini mungkin pada sahabat-sahabat kita yang mendapat gangguan pendengaran dari lahir," kata Dewi.
Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Achmad Yurianto mengungkapkan, terkait peringatan Hari Pendengaran Sedunia ini telah, sedang dan akan terus berlangsung di seluruh Indonesia selama bulan Maret dan April yang digerakkan oleh para penggiat organisasi masyarakat dan organisasi profesi terkait.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga kesehatan pendengarannya dan mau melakukan deteksi dini secara teratur," kata Yuri.
Yuri mengapresiasi masyarakat tuli yang berprestasi yang telah berhasil menjalankan usahanya di bidang yang mereka miliki meskipun mereka terbatas dengan pendengaran.
"Selain itu kegiatan pada hari ini akan dilakukan senam bersama kemudian ada flashmob sadar bising. Karena kita juga harus ikut menyadari bahwa kebisingan menyebabkan salah satu faktor risiko ketulian," kata Yuri saat menyampaikan sambutan di Kemenkes, Jakarta, Jumat (13/3).
Selain senam dan flasmob, para tuli ini juga berpartisipasi di pameran yang menampilkan hasil karya para teman tuli yang berprestasi. Selain itu, dilakukan pula deteksi dini gangguan pendengaran dan pemeriksaan audiometri serta bersih-bersih telinga.
"Kami mengucapkan apresiasi atas peran serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan terselenggaranya acara peringatan hari," tandasnya. (ndim)