Isolasi Diperketat, Total Sudah 34 Pasien Positif Covid-19

fin.co.id - 12/03/2020, 01:00 WIB

Isolasi Diperketat, Total Sudah 34 Pasien Positif Covid-19

JAKARTA - Pasien positif terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19) di Indonesia bertambah tujuh orang dengan mayoritas merupakan imported case atau terinfeksi di luar negeri. Artinya total keseluruhan menjadi 34 orang yang telah teridentifikasi virus yang membawa kematian itu.

”Hari ini (Kemari, red) bertambah lagi tujuh orang dipastikan positif Covid-19,” terang Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3).

BACA JUGA: Daniel Radcliffe Terinfeksi Virus Corona, Ini Faktanya

Kondisi sambung Yurianto rata-rata, sakit ringan ke sedang (Selengkapnya lihat grafis). Kecuali pasien nomor 29 dan 30 yang sakit sedang. ”Dan semuanya adalah Imported case. Sedangkah tujuh pasien positif corona tersebut diidentifikasi sebagai pasien 28, hingga pasien 34. Namun dari perkembangan terbaru, pasien nomor 25 telah meninggal dunia,” urainya.

Sementara, dari proses isolasi yang diperketat, pasien nomor 06 dan 14 dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang untuk menjalani karantina di rumah masing-masing. Dengan demikian, total 31 pasien positif masih menjalani isolasi di rumah sakit. ”Ya untuk status ketujuh pasien positif baru ini adalah seluruhnya Warga Negara Indonesia,” jelasnya.

Yuri—sapaan akrab Achmad Yurianto merinci tujuh pasien positif baru Covid-19 yaitu, Pasien 28, laki-laki berusia 37 tahun dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien 29, laki laki berusia 51 tahun, dengan kondisi sakit sedang.

Sementara pasien 30, laki laki berusia 84 tahun, dengan kondisi sakit sedang. Lalu Pasien 31, perempuan berusia 48 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien 32, laki laki berusia 45 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Untuk pasien 33, laki-laki berusia 29 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang serta Pasien 34, laki-laki berusia 42 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang.

Menanggapi kondisi yang terus darurat ini, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Pemerintah saat ini sedang melihat perkembangan yang ada karena masih terlalu dini untuk merespons, namun tetap menginventarisasi stimulan yang bisa diberikan.

”Jadi kita sedang melihat langkah-langkah yang dilakukan. Pemerintah sekarang menginventarisasi stimulan yang bisa diberikan. Ada yang sifatnya non fiskal dan ada yang fiskal. Yang Fiskal Ibu Sri Mulyani sudah menyampaikan kita sedang mengkalkulasi. Jadi mudah-mudahan dalam tidak dalam waktu lama kita lihat,” ujar Menko Perekonomian menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Rabu (11/3).

BACA JUGA: Wahana Serius Berikan Dukungan Pendidikan Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Pemerintah, sambung dia, sebenarnya telah melakukan beberapa antisipasi guna menagan gejolak ekonomi akibat virus Corona yang terus meningbulkan korban. Salah satunya dengan menurunkan harga BBM. Setidaknya, komponen ini mampu menurunkan komoditas-komoditas yang lain. ”Kemudian setelah ini ada stabil, ada beberapa hal yang akan diambil oleh pemerintah, termasuk juga terkait dengan delta antara Palm Oil dan Gas Oil. Karena sekarang deltanya semakin melebar dengan harga minyak yang sudah turun,” kata Airlangga.

Sebagai gambaran, Menko Perekonomian menyampaikan untuk non fiskal kemudahan impor, kemudian juga integrasi sistem untuk impor maupun ekspor, kemudahan SK, dan lain-lain. ”Yang fiskal Ibu Sri Mulyani kan sudah menyampaikan dan terkait dengan PPH21 maupun 25. Kita sedang kalkulasi. Ya, masih tadi, kita bahas dulu,” jelasnya.

Terpisah, melihat wabah terus merambat naik dari sisi jumlah korban jiwa, Industri terus menyebar, farmasi PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) meningkatkan produksi obat herbal yang mengandung jahe merah, hingga 50 persen karena virus corona yang mulai masuk Indonesia. ”Kami sudah siapkan minimal khusus untuk pertumbuhan jahe merah saja minimal 50 persen peningkatan produksinya. Kita masih bisa tingkatkan lagi sesuai kebutuhan,” kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) Vidjongtius.

BACA JUGA: Percepatan Vaksin Corona Justru Membahayakan

Vidjongtius menyampaikan, Kalbe tengah fokus memproduksi jahe merah dengan membangun komunitas petani jahe merah, yang saat ini jumlahnya mencapai 9.000 petani di seluruh Indonesia. Para petani tersebut berada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan daerah lainnya, sehingga jahe merah yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan Kalbe, namun juga masyarakat sekitar.

”Jadi, kalau dilihat tonasenya udah mencapai lebih dari 400-500 ton itu kapasitas yang luar biasa. Dan kebetulan memang lagi sangat dibutuhkan. Ini sudah berjalan. Kita Ada pejuang jahe merah. Itu produk sudah Ada,” kata Vidjongtius.

Ia menambahkan bahwa Kalbe tidak memperkirakan bahwa kebutuhan jahe merah akan meningkat pesat saat wabah corona memasuki Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan produksi dilakukan mengikuti permintaan pasar yang semakin meningkat. Selain jahe merah, Kalbe juga tengah mengembangkan produk herbal lainnya yang berbahan dasar seledri, mlinjo dan ciplukan. (tim/fin/ful)

//INFOGRAFIS//

Penambahan

Konfirmasi

Positif Corona

Admin
Penulis