JAKARTA - Kebutuhan masker semakin tinggi paska kasus ditemukannya virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Masker semakin sulit ditemukan.
Menteri BUMN Erick Thohir berjanji akan mendatangkan bahan baku masker dari Eropa. Kebijakan ini diambil jika stok bahan baku dari China untuk membuat perlengkapan kesehatan tersebut habis.
"Bahan baku untuk pembuatan masker (saat ini) dari China, jadi kalau nanti stoknya habis, pasti kita juga harus membeli bahan baku alternatif dari Eropa, sudah ada stoknya di Eropa," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu (4/3).
Jika nantinya kebijakan tersebut terlaksana, Erick Thohir meminta masyarakat maklum dengan harga yang akan mengalami kenaikan.
BACA JUGA: Dana Bos Belum Cair, Sekolah Berutang Demi UNBK
"Tapi harganya kalau dari Eropa pasti lebih mahal. Jadi jangan digosipkan ketika nanti stok masker yang bahan bakunya dari China habis, lalu tiba-tiba harganya naik kemudian dibilang Kimia Farma mengambil kesempatan dalam kesempitan, mengingat bahan baku pembuatan maskernya berbeda antara yang dari China dengan Eropa," katanya.Untuk saat ini, Erick memastikan stok masker dan perlengkapan kesehatan masih aman dan tersedia di seluruh apotek Kimia Farma.
"Kimia Farma memiliki 1.300 apotek dan juga 600 klinik di seluruh Indonesia. Barusan saya sudah cek stok masker, cairan antiseptik, dan semua peralatan kesehatan lainnya ada tersedia," ujar memastikan.
Erick mengatakan Kimia Farma sudah membatasi tidak boleh membeli lebih dari dua masker.
BACA JUGA: Impor dari Cina ke RI Anjlok 51 Persen
"Harga juga kita pastikan tidak ada harga-harga yang, mohon maaf, ketika masyarakat susah Kimia Farma malah menaikkan harganya. Itulah fungsinya, kita BUMN hadir untuk rakyat sesuai dengan visi Presiden," katanya.Sementara Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan jumlah stok masker yang ada saat ini sekitar 215 ribu lembar. Pihaknya masih melakukan pemesanan sekitar 7,2 juta lembar masker.
"Untuk masker kain, kita jual dengan harga Rp2.000 per masker di seluruh Indonesia," ujarnya.(gw/fin)