Terkait penjemputan 78 WNI ABK kapak Diamond Princess, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto mengatakan akan melalui udara. Pesawat Garuda telah disiapkan untuk evakuasi.
"Oleh karena itu kita sedang mengkoordinasikan lebih lanjut, tentunya dalam hal ini adalah Kementerian Luar Negeri, untuk teknis penjemputan. Pada prinsipnya kita akan menjemput dan masih diperlukan beberapa hal koordinasi diplomatik antara kita dengan pemerintah Jepang," katanya.
Pemerintah bertindak lebih hati-hati mengingat terdapat kasus di mana negara lain yang terlebih dahulu mengevakuasi warganya mendapati mereka positif corona. Khusus awak Diamond Princess masa observasi lebih lama yaitu dua kali 14 hari atau sekitar 28 hari.
"Namun, kita sudah menyiapkan satu skenario bahwa mereka akan dijemput dengan pesawat terbang. Tentunya pesawat terbangnya yang sudah memiliki registrasi penerbangan menuju ke (bandara) Haneda dan itu adalah pesawat Garuda," katanya.
Yuri juga mengatakan terkait lokasi observasi, Pemerintah telah mempersiapkan fasilitas di Pulau Sebaru Kecil bagi 188 WNI ABK World Dream.
"Mulai dari kemarin kesiapan pulau ini kita cek ulang. Beberapa teman-teman dari TNI sudah bergerak ke sana untuk melakukan pengecekan fungsi dan masih akan terus dilakukan pengecekan itu, serta perbaikan-perbaikan kecil," jelasnya.
"Karena memang sebelumnya tidak pernah digunakan untuk jumlah yang besar dan lama," tambahnya.
Dijelaskannya, ada delapan gedung bertingkat yang dibangun tahun 2008, semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Pulau Sebaru Kecil. Bangunan dilengkapi dengan kamar-kamar, ruang makan, dan dapur di pulau tersebut dirancang untuk klinik rehabilitasi bagi warga yang kecanduan narkoba.
"Total ada 168 tempat tidur yang tersedia dan akan ditambah menjadi 200 tempat tidur," katanya.
Selain itu, sudah ada pula genset berbahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan listrik. "Air bersih juga sudah tersedia," lanjutnya.
Pada Rabu (26/2), Kementerian Kesehatan akan mengirimkan tim pendukung ke Pulau Sebaru Kecil, termasuk sub-tim kesehatan yang terdiri atas 30 orang.
Anggota sub-tim kesehatan akan mendampingi dan memantau kondisi kesehatan WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal World Dream selama 14 hari masa observasi di Pulau Sebaru Kecil.
Yuri melanjutkan, untuk mencegah penyebaran Seluruh Pulau Sebaru Kecil akan menjadi daerah Ring 1. Dan hanya dapat dimasuki oleh tim kesehatan dari Kemenkes.
"Seluruh pulau adalah Ring 1, jadi siapapun yang memasuki daerah tersebut memasuki Ring 1. Ring 2 kita tempatkan di kapal yang membuang jangkar di sana, belum tentu KRI Dr Soeharso, bisa saja kapal yang lain," jelasnya.
Hal itu dilakukan karena Ring 2 akan digunakan sebagai kendali administrasi dan jika menggunakan pulau lain maka jaraknya akan terlalu jauh dari wilayah observasi di Sebaru Kecil.