News . 25/02/2020, 02:54 WIB

WNI Kapal Pesiar World Dream akan Dikarantina di Pulau Tak Berpenghuni

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Pemerintah fokus memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal pesiar World Dream. Sementara untuk WNI yang berada di kapal Diamond Princess masih menunggu respon dari Jepang.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan seluruh WNI yang berada di kapal Diamond Princess dan World Dream akan dievakuasi. Namun, akan ditangani satu persatu. Dua kapal ini terjebak dalam epidemi virus corona jenis baru (Covid-19) sejak awal Februari.

"Keputusan tentang rencana evakuasi WNI di kapal pesiar World Dream dan Diamond Princess sesuai dengan arahan Presiden. Jadi akan tangani satu persatu biar lebih cermat, dengan segala kehati-hatian," katanya usai bertemu Presiden joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putrano di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2).

Dilanjutkannya, fokus evakuasi saat ini yaitu 188 WNI yang berada di kapal World. Kapal pesiar tersebut kini tengah berada di perairan internasional dekat Bintan, Kepulauan Riau karena ditolak bersandar di seluruh negara termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Netralitas ASN Harga Mati

Hasil pemeriksaan kesehatan ekstensif berikut suhu tubuh itu menunjukkan bahwa seluruh kru WNI terbebas dari Covid-19, demikian pula seluruh penumpang kapal yang telah meninggalkan kapal pada pelayaran terakhir pada 9 Februari 2020 dari Hong Kong.

"Sementara yang kita putuskan untuk mengevakuasi anak buah kapal WNI dari World Dream ke Kapal Soeharso sudah melaut, kemudian dipindahkan. Kapal Soeharso akan diobservasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan TNI," ungkap Muhadjir.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putrano mengatakan salah satu alasan mengevakuasi WNI yang berada di kapal World Dream karena posisinya sudah dekat dengan Indonesia.

"Kita satu per satu lah, kita baru konsentrasi semua untuk yang 'World Dream' karena itu yang sudah paling dekat, kita atur supaya dia dapat sarana karantina yang baik dan ini kan yang risikonya paling kecil, selalu kita ambil yang risikonya paling kecil. Mudah-mudahan semuanya bisa melalui masa karantina dengan baik, dengan sehat, makanya kita gunakan kapal," tambah Terawan.

Mengenai lokasi karantina atau observasi, terawan menyebut sebuah pulau tak berpenghuni di Kepulauan Seribu, Jakarta, yaitu Pulau Sebaru.

"Nanti (diobservasi) di pulau kosong, nanti lintangnya kita berikan Sebaru," katanya di lingkungan Istana.

Menurutnya, saat ini KRI Soeharso – 990 yang merupakan kapal rumah sakit milik TNI AL telah siap untuk diberangkatkan dari Dermaga Komando Armada Dua (Koarmada 2) Surabaya, Jawa Timur.

"Jadi, pertimbangan medis itu harus sangat dipertimbangkan dengan baik, tidak boleh emosional. Harus satu demi satu, demi keselamatan seluruh bangsa dan negara karena kita masih dalam 'green zone'," ungkapnya.

BACA JUGA: ASN Migrasi Besar-Besaran, Tjahjo Kumolo: Yang Menolak, Silahkan Mundur!

terkait 7 WNI yang berada di Kapal Diamond Princess, Terawan mengaku pemerintah Indonesia masih belum nedapat respon dari Jpang. Meski negoisasi terus dilakukan.

"Jadi ini nego terus, tapi kita nego harus dengan cara jangan semaunya sendiri. Kalau semau sendiri, bisa membentuk episentrum baru, tidak boleh. Saya harus berusaha kita pemerintah itu menjaga yang 260 juta ini tetap bisa 'survive' sembari kita melakukan tindakan-tindakan untuk juga menyelamatkan masyarakat kita yang ada di Jepang, tapi prosedur dan tata caranya jangan mengikuti apa yang mereka inginkan, hanya sekedar secepatnya saja. Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," ungkap Terawan.

Menurut Terawan, pemerintah sangat hati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

"Tidak boleh sekadar kita dipengaruhi oleh sebuah keputusan yang gegabah, tidak boleh. Taruhannya besar sekali, tapi juga tidak menyepelekan keadaan yang di sana, tapi kan tata caranya kita tahu, cara yang tepat melakukan pemindahan tanpa membuat episentrum baru," tambah Terawan.

Sementara Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad menyambut baik rencana observasi di Pulau Sebaru.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com