Semua Negatif

fin.co.id - 18/02/2020, 03:50 WIB

Semua Negatif

Begitu tiba di Osaka, staf tersebut langsung ke Kobe University. Setelah mengambil senyawa tersebut ia langsung kembali ke Surabaya.

”Nah itu orangnya yang ke Jepang,” ujar Prof. Inge sambil menunjuk sang utusan yang lagi bertugas di ITD.

Prof. Inge sendiri mendapat gelar doktor di Kobe University. Dia adalah ”penduduk asli” Unair. Ayahnyi  seorang dokter terkenal lulusan Unair. Ibunyi seorang apoteker dari kampus yang sama. Tiga saudaranyi juga dokter dari Unair. Hanya dua yang bukan dokter --tapi juga apoteker dan sarjana ekonomi Unair. Yang sarjana ekonomi itu kini memiliki bisnis lab kesehatan yang juga sangat terkenal di Surabaya.

Sekeluarga Unair semua.

Sedang Prof. Nyoman juga dikenal sebagai peneliti hebat bidang biokimia. Prof. Nyomanlah yang menemukan enzim untuk makanan ternak. Yang dulu pernah saya undang ke Kementerian BUMN untuk mempresentasikannya. Gelar S2-nyi dari ITB dan S3-nyi dari IPB. Prof. Nyoman juga pernah terpilih sebagai dosen teladan nasional selama tiga tahun.

Saat mampir ke ruang kerjanyi saya pun melihat hasil-hasil penelitian berbagai macam virus di laptopnyi. Prinsipnya virus itu punya kaki-kaki untuk memijakkan diri. Pijakannya adalah sel di alat penafasan manusia.

Setelah kaki-kaki virus memperoleh pijakan yang pas, barulah sang virus mengeluarkan penyakitnya.

Kalau saja tempat berpijak kaki-kaki itu tidak tepat sang virus tidak bisa berproduksi. Ibarat orang mau berak. Kalau kakinya tidak tepat di pijakan pupnya tidak bisa keluar.

Karena itu struktur virus tersebut harus benar-benar diketahui. Kini struktur itu sudah diketahui. Tanpa pijakan yang tepat virus tidak bisa berkembang. Maka obat yang akan ditemukan adalah obat yang akan bisa menipu virus. Yakni obat yang bisa membuat pijakan yang persis diperlukan virus. Tapi sebenarnya itu pijakan palsu. Dengan demikian virus tidak bisa mengeluarkan ”pup” nya.

Dari 10 orang yang pernah diperiksa di lab Unair itu sebagian adalah pasien rumah sakit. Sebagian lagi orang yang datang untuk memeriksakan diri. Semuanya dicurigai menderita virus Corona. Hasilnya: bersih.

Salah satu dari mereka adalah seorang dokter. Sang dokter seperti terkena flu. Putrinya baru pulang dari luar negeri. Maka muncul kekhawatiran tertular virus Corona.

Sang dokter pun memeriksakan diri ke lab Unair. Ternyata negatif.

Sampai sekarang pun semua yang pernah diperiksa itu baik-baik saja.

Senyawa yang dibeli dari Jepang itu sendiri cukup untuk memeriksa 100 orang. Hasil pemeriksaannya pun bisa diketahui dengan cepat: 5 jam kemudian. Itu karena tidak perlu antre.

Admin
Penulis