Investasi 2020 Diprediksi Melebihi 2019

fin.co.id - 18/02/2020, 02:32 WIB

Investasi 2020 Diprediksi Melebihi 2019

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) optimistis realisasi investasi 2020 bakal melebihi 2019. Potensi melebihi target berdasarkan dari data-data BKPM.

"Tahun 2019 itu per realisasi investasi lampaui target dari Rp790,2 triliun menjadi Rp809,6 triliun. Maka, beranjak dari apa yang terjadi di tahun 2019, realisasi yang ditargetkan tahun 2020 mencapai Rp886 triliun," kata Bahlil ditemui di Jakarta, Senin (17/2).

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 2019 di level 5,02 persen bukanlah angka yang jelek, namun sedang-sedang saja. Angka itu kaena dipengaruhi oleh tahun politi yang di mana terjai perseteruan antara dua kubu pemilihan presiden dan wakil presiden.

"Di balik kedua kubu yang membuat masyarakat terbelah dua, tetapi posisi Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonominya stabil, dia cuma turun 0,1 sekian persen. Dibandingkan pertumbuhan ekonomi G-20 Indonesia masih jauh lebih baik karena di bawah Cina," ujar dia.

Dia menilai, pihaknya telah berhasil menyelesaikan persoalan investasi yang mangkrak dalam kurun waktu 3,5 bulan. Kondisi demikian diyakini realisasi investasi akan menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

"Ketika kami menyelesaikan investasi mangkrak Rp708 triliun sekarang hampir Rp200 triliun dalam kurun waktu 3,5 bulan kami selesaikan," ucap dia.

BACA JUGA: Psikolog Dedy Susanto Diduga Sering Ajak Pasien Berhubungan Badan

Penyelesaian investasi, lanjut dia, tidak cukup diselesaikan dengan pendekatan regulasi, namun juga pendekatan di lapangan. Dia mencontohkan, kasus Lotte berinvestasi USD4,2 miliar yang mangkrak sekitar empat tahun sudah diselesaikan karena masalah tanah.

Upaya lain yang dilakukan BKPM adalah tindak pandang bulu bakal menindak siapapun yang mencoba menghambat kegiatan investasi.

"Apakah dia menteri, dirjen, gubernur, bupati atau siapa saja ketika investor sudah memastikan perizinan lengkap, dan ada yang menghambat harus kita tindak sesuai dengan hukum," katanya.

Di samping itu, Omnibus Law menurut dia akan menarik investasi ke Indonesia, karena memudahkan perizinan yang tadinya berbelit-belit menjadi simpel.

"Ada intensif juga yang kita tawarkan kalau bisa cepat dilakukan pertumbuhan realisasi investasi, dari omnibus law sumbang sebesar 0,2 0,3 persen di tahap pertama," tuturnya.

Namun kendati menuai penolakan dari kalangan buruh, kata dia, diperlukan masukan dari pekerja terhadap draf RUU omnibus law.

"Masukan terkait lapangan kerja, investasi butuh tenaga kerja, dan sebaliknya. Ya kedua-duanya tidak bisa dipisahkan. Jadi tinggal cari titik temu keduanya," ucap dia.

Ekonom INDEF, Bhima Yudisthira menilai investasi 2020 akan berat mencapai target lantaran mendapat tekanan global.

"Tahun 2020 masih cukup berat tantangannya karena ada tekanan global yang bakal menekan investasi Indonesia," ujar Bhima.

Dia menyebutkan, tekanan global seperti wabah virus corona sangat mempengaruhi pelemahan ekonomi di kawasan Asia.

Admin
Penulis