Virus Corona Pukul Pasar Modal Indonesia

fin.co.id - 17/02/2020, 14:14 WIB

Virus Corona Pukul Pasar Modal Indonesia

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Kondisi perekonomian global akan membaik apabila dilakukan penanganan dengan cepat virus corona. Namun bila sulit ditemukan obat viris corona, maka dampak negatifnya akan semakin besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan Cina masih berstatus sebagai mitra dagang nomor satu Indonesia dengan nilai perdagangan ekspor-impor nonmigas masing-masing senilai USD25,85 miliar dan USD44,58 miliar.

Dari sisi ekspor, peringkat itu masih lebih tinggi dibandingkan mitra dagang lain seperti AS, Jepang, India, Singapura, Malaysia, Korsel, Thailand, Taiwan, Belanda, dan Jerman. Sebaliknya dari sisi impor, peringkat Cina membawahi Jepang, Thailand, Singapura, AS, Korsel, Malaysia, Australia, India, Taiwan, dan Jerman.

Dengan dua angka ekspor-impor itu, maka terlihat juga bahwa Indonesia masih mengalami defisit perdagangan nonmigas senilai USD18,72 miliar. Itu artinya bahwa pemerintah dan publik dalam negeri masih sangat tergantung pada barang-barang dari negara asal virus corona tersebut.

Naik-turunnya ekonomi Cina dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia menunjukkan setiap terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina 1 persen, akan dapat menambah beban terjadinya potensi penurunan 0,1 poin persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hitungan ini dari hasil riset sebuah perusahaan sekuritas domestik pada bulan Februari ini.

Melansir data John Hopkins CSSE, Minggu (16/2), virus corona telah menginfeksi 69.256 orang di dunia. Kasus paling banyak dilaporkan di Cina yang mencapai 68.500 kasus.

Jumlah korban meninggal sampai hari ini mencapai 1.669 orang. Sebanyak 1.665 orang berasal dari Cina. Sedangkan empat kasus kematian lain dilaporkan di Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Jepang masing-masing satu kasus.(din/fin)

Admin
Penulis