Diterangkan, DB disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ada di nyamuk Aides aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk aegypti yang sudah mengandung virus dengue, maka jentiknya pun akan mengandung virus itu. Berbeda dengan albopictus yang jentiknya tidak mengandung virus, meskipun indukannya ada virus tersebut. Upaya fogging, kata dia, hanya memberantas nyamuk dewasa, sedangkan jentik harus dibasmi dengan PSN.
"Nyamuk ini hidup di air bersih, bukan di air kotor. Biasanya ke luar pada pagi hari antara pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB, dan sore hari antara pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB. Makanya, DB banyak menyerang anak-anak," terang dia.
Untuk menekan merebaknya DBD, tandas dia, setiap rumah harus ada jumantik (juru pantau jentik). Minimal setiap Jumat, sarang-sarang jentik itu dibersihkan, misalnya di bak mandi, botol-botol bekas, tempat minum binatang peliharaan, dan lainnya.
Disinggung desa endemis DB, ia mengatakan, sepertiga dari seluruh desa di Kabupaten Pekalongan merupakan endemis DBD, atau sekitar 80-an desa. "Di Kecamatan Wonopringgo, misalnya, separo dari 16 desa di kecamatan itu endemis, di Kecamatan Kajen sekitar 5 hingga tujuh desa," terang dia, seraya menyebutkan bisa disebut endemis jika berturut turut tiga tahun ada kasus DB. (had)