Tentara Stres Tembak Mati 21 Warga Bangkok

fin.co.id - 10/02/2020, 09:48 WIB

Tentara Stres Tembak Mati 21 Warga Bangkok

BANGKOK - Pasukan keamanan Thailand menembak mati seorang tentara, yang menjadi pelaku penembakan massal yang menewaskan sedikitnya 21 orang. Pelaku tewas di pusat perbelanjaan di Kota Nakhon Ratchasima, tempat dia bersembunyi.

”Polisi menebak mati si pelaku dan menyelamatkan delapan sandera. Beberapa di antaranya terluka,” kata salah satu sumber keamanan. Sumber tersebut menolak menyebutkan namanya lantaran tak berwenang berbicara di hadapan media.

Penembakan mulai terjadi Sabtu (8/2) pukul 15.00 WIB waktu setempat. Pelaku memberondongkan peluru ke sebuah rumah sebelum bergeser ke pangkalan militer dan kemudian menyasar pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima, timur laut Thailand.

Kepolisian Thailand meyakini bahwa tentara yang menewaskan sedikitnya 21 orang bersembunyi di basemen pusat perbelanjaan di timur laut Thailand. Petugas mengatakan pasukan masih memeriksa apakah masih ada warga sipil yang terjebak di dalam pusat perbelanjaan tersebut. Sementara itu, sembilan orang berhasil dievakuasi.

Chanathip Somsakul, seorang guru musik berusia 33 tahun kepada Afp menuturkan saat peristiwa terjadi pengunjung berlari menuju toilet lantai empat Terminal 21. ”Mereka (pengunjung, Red) panik menghindari seorang tentara Thailand melakukan penembakan,” ungkapnya.

Dia bersama istri dan anak perempuan bernama Chopin, melihat dari dekat peristiwa itu terjadi. ”Peristiwa itu pun sempat saya bagikan ke media sosial dan cepat menyebar ke keluarga saya,” imbuh Chanathip menceritakan pengalamannya.

”Seorang teman yang bekerja di mal sempat menyampaikan informasi itu, setelah mendapatkan laporan dari ruang kendali CCTV. Dia pun memberi tahu kami tentang lokasi pria bersenjata itu,” kata Chanathip kepada AFP, Minggu (9/2).

Ditambahkannya, rasa panik membuat orang-orang bersembunyi di dalam lemari, ruang penyimpanan dan toilet di mal tersebut. "Semua orang ketakutan dan tersesat. Ada begitu banyak informasi yang beredar, orang tidak yakin harus percaya apa," tambah Chanathip.

Sersan-Mayor Jakrapanth Thomma bersama tim turun ke lokasi berupaya mengendalikan kondisi mal tersebut. Tak jarang polisi setempat menembakan peluru ke sasaran.

Aldrin Baliquing, seorang guru Filipina berusia 40-an, juga menceritakan pengalamannya itu. ”Saya sangat takut karena toko tempat kami terjebak berada tepat di atas bangunan tempat orang bersenjata itu menyandera," singkatnya. (fin/ful)

Admin
Penulis