Hoaks Beredar, Kemenkes Membantah

fin.co.id - 10/02/2020, 09:31 WIB

Hoaks Beredar, Kemenkes Membantah

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan informasi enam warga negara Indonesia (WNI) yang didduga terindikasi infeksi virus corona hoaks atau kabar bohong. Penegasan ini membantah munculnya isu di media sosial hingga viral.

”Sudah ada penjelasan dari Kepala Dinkes Kepri Tjetjep Yudiana. Keenamnya sudah diperiksa secara intensif tadi di kediamannya di Tanjungpinang,” jelas Biro Humas Komunikasi Kemenkes Widyawati kepada Fajar Indonesia Network (FIN) tadi malam (9/2).

Kemenkes, sambung dia tetap merespon informasi apa pun yang muncul terkait virus corona. ”Dari data tim terpadu tidak ada tanda-tanda mereka terinfeksi virus corona. Mereka dalam kondisi sehat, tidak batuk, pilek, demam maupun sesak nafas,” ujarnya.

Ia mengimbau warga untuk tetap bijak dan cermat membaca informasi di media sosial, dan tidak menyebarluaskan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya. ”Pemerintah Kepri telah melakukan berbagai tindakan cegah tangkal dalam menghadapi virus corona,” jelasnya.

Senada disampaikan Sesdijen P2P Kemenkes Yurianto. ”Informasi itu tidak benar ya. Virus hoaks lebih bahaya dan menyebar melalui hp, Apapun mereknya,” sindir Yuri, seraya mengirimkan sebuah informasi pemberitaan lewat pesan WhatsApp.

Nah, terkait berita suspect virus corona dari Singapura yang masuk ke Batam Yurianto menjelas enam orang tersebut bukan suspect. ”Protokol WHO menyatakan bahwa suspect tidak boleh melakukan perjalanan lintas negara. Suspect adalah orang yang sakit dan sedang menunggu hasil tes. Sehingga enam orang tersebut tidak mungkin dalam status suspect,” jelasnya.

Tim KKP dan Dinkes Tanjungpinang telah menemui enam orang tersebut. ”Semua orang atau mereka yang melakukan perjalanan yang disebut dalam laporan tersebut dapat ditemui, dianamnesis dan diperiksa. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan demam dan tidak sesak napas,” jelas Yuri.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana, membenarkan penjelasan Kemenkes. Ia pun menegaskan tidak ada warga Kota Tanjungpinang yang suspect terjangkit virus corona. Pihaknya sudah menemukan orang-orang yang disebutkan terjangkit suspect virus corona. Bahkan sudah mendatangi mereka. ”Sudah dipastikan orang-orang tersebut dalam keadaan sehat.,” terang Tjetjep.

Penjelasa Tjetjep sangat penting, sekaligus menjawab informasi yang berkembang melalui grup WhatsApp (WA) yang menyimpulkan ada dugaan WNI dari Singapura Suspect Virus Corona masuk ke Wilayah Indonesia melalui Kota Batam.

Dalam pesan WA itu menyebut, data ini berasal dari Kabinda Kepri bahwa Sabtu (8/2) di Batam terdeteksi adanya WNI dari Singapura yang suspect terjangkit Virus Corona masuk ke wilayah Indonesia melalui Kota Batam (selengkapnya lihat grafis).

Tjetjep mengaku sudah langsung ditindaklanjuti Wako Tanjungpinang. Yang langsung menggelar rapat dengan para pengambil kebijakan, meski di hari libur. Dan, sudah dipastikan tidak ada warga Tanjungpinang atau Kepri yang jadi suspect terjangkit virus corona. ”Percayakan ke pemerintah, petugas, rumah sakit juga sudah siap mengantisipasi. Jangan panik. Karena panik lebih susah menanganinya,” beber Tjetjep.

Yang terpenting sambung Tjetjep, adalah menjaga kesehatan dan kondisi tubuh dengan baik. Karena, orang yang sehat daya tahan tubuhnya jadi baik. Sehingga tak mudah terjangkit virus corona.

Soal kondisi di Singapura yang sudah berstatus oranye, Tjetjep mengatakan hingga kini tidak ada larangan ke Singapura. Juga dari Singapura ke Kepri dan Tanjungpinang. Apapun kemungkinan bisa terjadi. Akan tetapi, pemerintah sudah siap untuk mengantisipasi segala bentuk kemungkinan. ”Jadi, untuk apa panik? Percayakan ke pemerintah,” ucapnya.

Tjetjep tidak ingin merespons informasi terkait pernyataan pihak yang berwenang di Singapura, yang menyebutkan keenam WNi tersebut suspect virus corona. Namun, informasi tersebut tetap ditindaklanjuti untuk memberi kepastian kepada masyarakat. ”Kami tidak mencampuri urusan lain, selain memeriksa pasien dan memastikan mereka tidak terinfeksi virus corona," katanya.

Ia mengemukakan keenam WNI tersebut sudah berada di Tanjungpinang sejak 4 Februari 2020. Namun, setelah empat hari kemudian muncul informasi mereka terinfeksi virus corona. Jika mereka terinfeksi virus corona, besar kemungkinan terdeteksi di pelabuhan. ”Kami berharap masyarakat percaya kepada pemerintah yang menangani permasalahan ini secara serius," katanya.

Admin
Penulis