RI Ekspor Beras 250 Gram ke Arab Saudi

fin.co.id - 07/02/2020, 04:55 WIB

RI Ekspor Beras 250 Gram ke Arab Saudi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras Indonesia di 2019 menurun sebesar 7,75 persen dibandingkan 2018 atau dari 33,94 juta ton menjadi 31,31 juta ton.

Dengan penurunan produksi, Dwi Andreas mencatat, selama tiga tahun terakhir, produksi beras selalu mengalami penurunan, dimulai dari tahun 2016 ke tahun 2017. Kemudian dari tahun 2017 produksi padi juga turun pada 2018. Demikian juga produksi pada 2018 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019.

"Sudah bisa dibayangkan ke depan, ketergantungan impor ini akan cukup tinggi," kata dia.

Dwi memproyeksi, produksi beras di 2020 tidak akan jauh berbeda dari 2019. Menurutnya, bila terjadi kenaikan atau penurunan, jumlahnya tidak akan signifikan.

Dengan kondisi demikian, Dwi mewanti-wanti adanya pergeseran pola konsumsi dari beras menjadi gandum. Menurutnya, pergeseran konsumsi ini perlu diwaspadai mengingat Indonesia bukan produsen gandum.

"Saya memperkirakan sat ini konsumsi gandung sudah 26 persen. Kalau naik menjadi 50 pesen itu sudah gawat, memang akhirnya beras cukup terus. Panen beras menurun tidak masalah, tetapi swasembadanya karena tergantikan oleh gandum," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebelumnya memastikan akan mengekspor beras ke sejumlah negara mulai tahun ini.

Untuk mewujudkan ekspor, SYL telah memiliki sejumlah strategi jitu untuk mewujudkan rencana Indonesia mengekspor komoditas strategis tersebut.

"Saya akan persiapkan mulai dari bibit, kesiapan lahan, irigasi, tesnya di mana, harus bisa bersaing dengan beras yang ada dari negara lain," kata Syahrul.

"Berapa jumlahnya, tentu di atas 100 ribu ton sampai dengan 500 ribu. Saya coba, dan ini harus bisa. Kita punya alam bagus dan kemampuan teknologi yang cukup bagus," tambah dia.

Persiapan, katanya, akan dimulai Januari 2020. Bahkan, ia mematok target 100 hari sejak persiapan di mulai Indonesia sudah bisa mengekspor beras.

"Kita berusaha 100 hari dari Januari. Berarti kurang lebih Maret - April kita persiapkan lebih matang," kata Syahrul.

Sebelumnya, Perum Bulog terus menggenjot pertumbuhan sekaligus mengoptimalkan penjualan komersial melalui platform e-commerce bernama PangananDotCom di aplikasi Shopee.

Sejak dibuka pada Agustus 2019 lalu, Bulog berhasil menjual 250 ton beras premium lewat aplikasi ini hingga akhir 2019.(din/fin)

Admin
Penulis