JAKARTA - Kekhawatiran masyarakat akan merebaknya virus corona membuat penjualan masker meningkat pesat. Dampaknya stok menipis dan harga melambung tinggi, terutama untuk masker jenis N59.
Menurut pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta, penjualan masker mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa. Sedangkan untuk masker jenis N95 telah langka di pasaran.
"Masker jenis N95 yang sebelumnya seharga Rp200.000 per boks, saat ini dijual dengan harga Rp2 juta per boks," kata Eko, seorang karyawan toko si pasar tersebut, Selasa (4/2).
Dikatakannya, harga masker N95 terus naik sejak minggu lalu. Setelah naik, harganya menjadi Rp 500.000. Dan terus naik hingga mencapai RP2 juta per boks yang berisi 20 buah.
"Dari distributornya juga susah cari barangnya. Stoknya langka, harga di distributor juga naik karena permintaan banyak semenjak ada virus corona saja ini. Masyarakat jadi pakainya sekarang masker N95 karena kan lebih tebal dibanding masker biasa," ujarnya.
Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan R meminta agar pemerintah turun tangan untuk mengendalikan harga masker.
"Saya mengimbau agar pemerintah baik dari Kementerian Kesehatan maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk turun tangan agar memberitahukan jangan sampai harga masker di dalam negeri mahal," ujarnya.
Dia berharap harga masker bisa dikendalikan dan kembali normal karena sangat dibutuhkan, mengingat masker merupakan hak dari individu ketika sakit.
Masker selain digunakan untuk melindungi diri sendiri juga demi melindungi keluarga dan orang-orang di sekitar.
Selain itu, Dirut BUMN Pertamedika IHC tersebut juga mengimbau agar para pedagang tidak menaikkan harga masker.
"Saya mengimbau kalau ada masker yang harganya jadi mahal, itu sebaiknya tidak lakukan, mengingat masker merupakan salah satu alat pelindung diri yang paling murah dan bisa digunakan serta alat pencegahan yang tepat untuk digunakan pada saat ini," katanya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menilai menitipisnya stok masker karena kekhawatiran masyarakat terhadap hoaks virus Corona.
"Itu (habis) karena virus hoaks-nya lebih banyak," ujar Direktur P2PML Kemenkes dr. Wiendra Waworuntu.
Wiendra mengatakan saat ini situasi di Indonesia belum terjangkit virus Corona. Jadi diimbau penggunaan masker hanya untuk yang sakit atau yang dekat dengan orang sakit.
"Kita saat ini merasa bahwa memakai masker itu dianggap sebagai kebutuhan dasar, padahal kebutuhan dasar itu adalah mengonsumsi makanan bergizi yang seimbang, istirahat yang cukup, dan kalau sakit berobat ke fasilitas kesehatan," katanya.