Tujuh Kecamatan Diterjang Bencana

fin.co.id - 03/02/2020, 22:43 WIB

Tujuh Kecamatan Diterjang Bencana

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

CILACAP - Hujan deras sepanjang akhir pekan kemarin di sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap, kembali bencana dan menimbulkan kerusakan pada bangunan rumah warga. Bencana ini terjadi di 7 kecamatan yakni Kedungreja, Sidareja, Gandrungmangu, Cipari, Karangpucung dan Wanareja. Satu wilayah lagi yakni Kecamatan Kroya.

Bencana di 7 kecamatan itu berbeda-beda. Mulai dari angin kencang, tanah longsor hingga banjir.Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, seluruh bencana ini terjadi karena hujan deras yang terjadi pada Sabtu (1/2) lalu.

"Hujan deras mengakibatkan banjir, tanah longsor dan angin kencang," ujarnya melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Heru Kurniawan, Minggu (2/2) kemarin.

Dia merinci, banjir terjadi di Kecamatan Cipari karena luapan air Sungai Cidurian hingga menutup jalan provinsi penghubung Sidareja-Cipari. Kondisi ini memaksa sejumlah kendaraan diarahkan melalui rute lain dengan memanfaatkan jalan kabupaten yang menghubungkan 2 kecamatan itu. "Kondisi air sekarang sudah surut," kata dia.

Sementara tanah longsor terjadi di Desa Tayem Timur Kecamatan Karangpucung. Tanah longsor ini menimpa rumah warga dan mengakibatkan kerusakan berat.

Sedangkan angin kencang terjadi di Kecamatan Gandrunmangu, Wanareja, Sidareja, Kroya dan Kedungreja. Total ada 7 desa yang dilanda angin dengan kerusakan rumah mulai dari ringan hingga berat. "Angin kencang ini merusak sembilan rumah warga," kata dia.Dari seluruh kejadian ini, warga mengalami kerugian senilai Rp 67 juta. Ini dengan menghitung kerusakan pada bangunan rumah warga. Tiap rumah memiliki nilai kerugian dan kerusakan berbeda-beda.

"Total kerugian sebanyak enam puluh juta," tandasnya.Sementara itu, banjir yang terjadi di Kecamatan Cipari sempat menggenangi pekarangan warga di Desa Serang. Genangan ini terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak Sabtu siang hingga sore hari. Ketinggian genangan rata-rata mencapai 30 cm."Hujan sejak siang sampai sore. Air tidak bisa keluar karena sungai (Cidurian) juga meluap," ujar Alfian, salah satu warga Desa Serang, Sabtu lalu.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Cilacap, tercata ada 46 kejadian bencana alam terjadi di Cilacap selama Januari 2020. Jumlah itu didominasi oleh bencana angin kencang diikuti tanah longsor dan banjir.

"Total kerugian akibat bencana alam pada bulan Januari 2020 sebanyak Rp 518.200.000," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Heru Kurniawan.

Menurutnya, jumlah kejadian angin kencang mendominasi peristiwa sepanjang Januari 2020. Kerugian atas peristiwa angin kencang mencapai Rp 207.700.000.

"Sebanyak 24 kejadian angin kencang terjadi di Kabupaten Cilacap. Akibatnya, sebanyak 42 rumah mengalami rusak ringan hingga roboh, dan mengakibatkan 1 sekolah rusak," jelas Heru.

Selain itu, akibat tanah longsor enam rumah mengalami rusak ringan hingga berat. Dan ada 13 titik tebing yang mengalami longsor serta satu ruas jalan tertutup tanah.

"Ada 17 kejadian akibat tanah longsor dan kerugiannya cukup banyak, mencapai Rp 232.500.000," kata Heru.

Bencana banjir yang terjadi di wilayah Cilacap Barat menelan kerugian sebanyak Rp 78.000.000. Bencana tersebut mengakibatkan sebanyak 218 rumah terendam dan tiga titik jalan tertutup.

Mengingat masih akan berlangsungnya kondisi curah hujan yang tinggi hingga beberapa hari ke depan, pihaknya menghimbau masyarakat untuk siaga dan waspada. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.

Admin
Penulis