Evakuasi Berjalan Sesuai Skenario

fin.co.id - 03/02/2020, 14:51 WIB

Evakuasi Berjalan Sesuai Skenario

JAKARTA - Sebanyak tiga warga negara Indonesia (WNI) tidak dapat dievakuasi oleh Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia dari Wuhan, Cina, karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang dengan pesawat, menurut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI. Meski demikian Kemlu terus berkomunikasi dengan ketiga WNI serta berkoordinasi dengan pihak asrama universitas dan otoritas Cina, memastikan kondisi dan kebutuhan.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam rilis yang diterima menjelaskan ketiganya hanya tidak lolos pemindaian kesehatan untuk terbang, bukan berarti terpapar virus corona. ”Kemenlu terus berkoordinasi dengan pihak asrama universitas dan otoritas Cina. Kemenlu juga telah menghubungi keluarga mereka masing-masing di Indonesia," terangnya, Minggu (2/2)

Selain tiga WNI yang tidak dapat dievakuasi dengan alasan kesehatan itu, empat WNI lainnya memilih untuk tidak dievakuasi dan tetap tinggal di Cina dengan alasan keluarga. Di luar tujuh orang tersebut, sebanyak 243 orang yang dievakuasi oleh Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia dari Wuhan telah tiba di Natuna, Kepulauan Riau, pada Minggu siang dan dinyatakan sehat.

Mereka telah menjalani pemeriksaan kesehatan berlapis yang dilakukan oleh otoritas kesehatan Cina dan tim dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan sesuai dengan protokol kesehatan. ”Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan seluruhnya dinyatakan dalam kondisi sehat,” kata Kemlu RI dalam pernyataan yang sama.

Para penumpang tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal provinsi Hubei dan satu WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, serta lima orang anggota Tim Aju KBRI Beijing. Meski pun dalam keadaan sehat, para penumpang tetap harus menjalani proses observasi kesehatan selama 14 hari di Lanud Raden Sadjad, Natuna, dengan fasilitas umum yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di tengah situasi wabah virus corona, Kemlu RI menyediakan layanan hotline di nomor +62 812 900 700 27. Bagi WNI di Taiwan yang memerlukan bantuan, dapat menghubungi layanan hotline KDEI Taipei di nomor +886 9011 32000.

Terpisah, Presiden RI Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (2/2) bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju serta Kapolri dan Panglima TNI menyusul evakuasi WNI dari Provinsi Hubei, Cina.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers seusai rapat terbatas dengan Presiden, menyampaikan enam poin yang menjadi kesimpulan dalam ratas itu. ”Baru saja rapat terbatas dipimpin Presiden dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma. Dari rapat terbatas yang dipimpin langsung Presiden, ingin kami sampaikan beberapa hal,” kata Menlu Retno.

Pertama, Menlu mengatakan, pemerintah bersyukur total 243 orang warga negara Indonesia termasuk lima orang tim aju yang dipulangkan dari Wuhan, telah tiba dengan selamat di Natuna. Para WNI itu akan melalui masa observasi selama 14 hari. Masa observasi juga akan dijalani oleh 42 orang yang masuk dalam tim penjemputan WNI dari Wuhan, Cina. ”Sehingga total orang yang akan menjalankan observasi adalah 285. Sampai saat ini alhamdulillah mereka dalam kondisi sehat,” ujar Menlu.

Kedua, kata Menlu, Menteri Kesehatan bersama tim akan membuka kantor di Natuna, di mana juru bicara Menkes dari waktu ke waktu akan menyampaikan secara aktif perkembangan di sana. Ketiga, penerbangan langsung dari dan ke Mainland RRT ditunda untuk sementara mulai Rabu pukul 00.00 WIB. Keempat, semua pendatang yang tiba dari Mainland RRT dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak diizinkan masuk dan transit di Indonesia.

Kelima, kebijakan bebas visa kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara RRT yang bertempat tinggal di Mainland China untuk sementara dihentikan. Keenam, pemerintah meminta WNI untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke Mainland Cina.

Penunjukan Batik Air sebagai maskapai pengevakuasi WNI, karena maskapai itu memiliki pesawat berbadan lebar yang dapat mengangkut 243 WNI dalam sekali penerbangan dan memiliki izin rute penerbangan langsung ke Wuhan. Evakuasi dilakukan tim yang terdiri dari 42 orang antara lain dari unsur TNI, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan kru maskapai Lion Group. Tim dilengkapi dengan berbagai perlengkapan pelindung diri, termasuk masker dan baju khusus.

Para WNI turun dari maskapai Batik Air sekitar pukul 09.23 WIB setelah menjalani prosedur kesehatan dan segera masuk ke pesawat milik TNI yang telah bersiaga di sebelahnya, untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Ranai, Natuna guna menjalani observasi lanjutan di pangkalan militer di Natuna.

Pesawat milik TNI yang dikerahkan untuk mengangkut WNI dari Batam yaitu Hercules A-1315 dan dua Boeing AI 7304 dan A 7306. Kadis Ops Lanud Hang Nadim Batam Mayor Lek Wardoyo mengatakan pesawat Hercules dimaksimalkan dapat mengangkut 130 orang dan Boeing berkapasitas masing-masing 100 orang. Rencananya 243 WNI akan menjalani observasi di Natuna selama dua pekan sebelum kembali ke keluarganya.

Sementara itu, angka kematian akibat wabah virus corona di seluruh wilayah daratan Cina hingga Minggu (2/2) menembus 304 orang. Sedangkan 322 lainnya dinyatakan sembuh sehingga diizinkan meninggalkan rumah sakit. Laman resmi otoritas kesehatan setempat yang dipantau di Beijing juga menyebutkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus jenis baru yang dinamakan 2019-nCoV itu telah mencapai 13.858 orang dan 200 lainnya masih berstatus terduga.

Admin
Penulis