Dampak Virus Corona Berpotensi Proyek RI Mangkrak

fin.co.id - 03/02/2020, 15:14 WIB

Dampak Virus Corona Berpotensi Proyek RI Mangkrak

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Awal tahun dunia mendapat 'kado' tidak mengenakkan mulai dari resmi Britanian Raya (Inggris, Wales, Skotlandia, dan irlandia Utara) dari Uni Eropa (UE) atau dikenal istilah Brexit, dan Virus Corona. Pemerintah Indonesia pun mulai khawatir kedua 'masalah' itu menurunkan pertumbuhan perekonomian di Tanah Air.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, apabila wabah ini tidak ditangani dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan, maka akan berdampak pada penurunan realisasi investasi Cina ke Indonesia.

"Bila wabah Corona ini tidak diselesaikan oleh pemerintah Cina dalam waktu satu bulan dua bulan, bisa berdampak pada realisai investasi dari Cina," ujar dia di kawasan Depok, Jawa Barat, kemarin (1/1).

Meski demikian, kata Bahlil, pemerintah Indonesia belum mendapat laporan bahwa ada perubahan realiasi investasi Cina ke Indonesia. Catatan dia, hingga Januari 2020 realisasi invetasi masih stabil bahkan di 2019 meningkat tajam

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailu Huda menilai, sangat potensi besar dampak Virus Corona memengaruhi realisasi investasi dari Cina ke Indonesia bila pemerintah Indonesia tidak melakukan sesuatu untuk mencegah Virus Coroan masuk ke Tanah Air.

"Sangat mungkin terjadi gara-gara Virus Corona project dari Cina akan mundur, dan itu langkah yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia," ujar dia kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Minggu (2/2).

Apabila wabah ini masuk ke Indonesia tentu saja akan memengaruhi perekonomian Indonesia yang sudah semakin membaik sejak tahun 2019. "Kita tidak ingin gara-gara investasik masuk malah ada wabah Corona di Indonesia. Dampaknya enggak sebanding dengan investasi yang masuk," kata dia.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam menilai pasca Brexit akan menimbulkan ketidakpastian perekonomian dunia. Menurut dia, persoalan Brexit juga harus menjadi perhatian Pemerintah Indonesia.

"Kesepakatan lebih lanjut dari Brexit itu belum dipastikan. Ya seperti apa posisi dari UK itu setelah Brexit. Bagaimana posisinya, bagaimana hubungannya dengan perekonomian Eropa. Mekanisme seperti apa itu lah yang menimbulkan ketidakpastian," kata Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN).

Selain itu, dampak Brexit juga akan mengganggu lintas perdagangan, tenaga kerja, dan pelajar. Pasalnya, di bawah aturan UE, warga UK bebas bepergian ke Benua Eropa itu tanpa harus memiliki visa. Begitu juga dengan bebasnya pergerakan modal, barang, dab jasa.

Nah, atas ketidakpastian ini, bakal membuat sentimen negatif atas perekonomian dunia. Bahkan akan banyak perusahaan internasional yang memindahkan markasnya dari Inggris ke Benua Biru itu.

Sebagaimana diketahui, realisasi investasi Cina ke RI sepanjang 2019 mengalami peningkatan tajam dibandingkan Negara Jepang.

Peningkatan tersebut terjadi karena Cina agresif untuk menerima banyak proyek pembangunan serta sektor usaha yang prospektif di Indonesia. Realisasi investasi dari China ke Indonesia di 2019 naik 100 persen yaitu mencapai USD4,7 miliar atau setara Rp65,8 triliun.

Dengan begitu, posisi realisasi investasi Cina ke Indonesia saat ini berada di urutan kedua setelah Singapura yang masih unggul dengan realisasi investasi yang mencapai USD6,5 miliar atau setara Rp91 triliun.

Disusul dengan realisasi investasi di urutan ketiga yaitu Jepang senilai USD4,3 miliar dolar AS atau setara Rp60,2 triliun. Hongkong USd2,9 miliar atau Rp40,6 triliun dan Belanda USD2,6 miliar dolar AS atau Rp36,4 triliun. Sebelumnya, selama 2018, realisasi investasi dari Cina hanya sebesar USD2,4 miliar atau sekitar Rp33,6 triliun.

Admin
Penulis