WNI Dievakuasi ke Batam

fin.co.id - 01/02/2020, 05:31 WIB

WNI Dievakuasi ke Batam

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengatakan pihaknya telah menyiapkan tempat karantina dengan berbagai sumber daya dan fasilitas di sejumlah wilayah. Termasuk rumah sakit rujukan dalam proses pemulangan WNI dari Hubei.

"Kami siap di manapun landing pesawat, di manapun posisinya adalah karantina. Kami juga menyiapkan asupan gizi dan juga tenaga kesehatan untuk memantau WNI selama 14 hari masa karantina," kata Wiendra dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat(31/1).

Keputusan melakukan karantina, merupakan standar operasional prosedur mengikuti Regulasi Kesehatan Internasional (IHR 2005) yang telah ditetapkan. Hal itu dikarenakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah penyebaran novel coronavirus (2019-nCov) sudah menjadi kedaruratan global.

Disebutkannya, pesawat yang terbang ke Wuhan untuk menjemput WNI akan diisi oleh delapan petugas pengamanan dari TNI AU.

"Lalu ada lima tenaga kesehatan yang terdiri dari perawat, dokter umum, dokter spesialis paru, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dan dokter spesialis kesehatan jiwa," katanya.

Dijelaskannya, WNI yang akan dipulangkan dari Wuhan akan dilakukan pengecekan kesehatan sebelum keluar dari negara China. Selama penerbangan kesehatan WNI akan terus dipantau.

"Sampainya di Indonesia, WNI termasuk petugas keamanan dan kesehatan yang mendampingi akan dikarantina selama 14 hari. Masa karantina tersebut mengikuti masa inkubasi virus corona tipe baru," jelasnya.

Wiendra mengatakan pihaknya juga telah membuat panduan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam masa karantina. Mulai dari menu makanan, kegiatan olahraga, dan kegiatan lain untuk mencegah stres.

"Kami juga menyiagakan rumah sakit rujukan khusus untuk penyakit infeksi baru di Jakarta yaitu RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, dan RSPAD Gatot Subroto. RSPI Sulianti Saroso menyebut telah menyiagakan 11 ruangan isolasi yang ketat untuk masing-masing satu pasien, dan 150 petugas terkait proses isolasi," bebernya.

Terpisah Presiden Joko Widodo mengatakan proses evakuasi menunggu antrean. Sebab semua negara ingin melakukan evakuasi warganya. Namun, dia mengaku Indonesia sudah di antrean terdepan sehingga bisa mengevakuasi WNI di Wuhan.

"Masih dalam proses. Masih kita proses karena yang ingin evakuasi bukan hanya Indonesia saja. Tetapi antrean kita sudah di depan," kata Presiden Jokowi di Kulon Progo, DI Yogyakarta.(gw/fin)

Admin
Penulis