Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, Yaya Sutarya mengatakan tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terjangkit Pneumonia berat yang sedang mewabah di Provinsi Hubei, China.
Dijelaskan Yaya, di provinsi tersebut terdapat 428 WNI yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus yang tersebar di Ibu Kota Provinsi Hubei.
"Saya kontak terus dengan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Wuhan. Sejauh ini tidak ada pelajar kita yang terjangkit penyakit itu," katanya dalam siaran persnya.
Meskipun demikian, Yaya mengimbau para pelajar Indonesia untuk berhati-hati dan mewaspadai timbulnya gejala tersebut.
Pada 31 Desember 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendapat laporan wabah pneumonia di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Dari 44 kasus pneumonia yang dilaporkan, 11 pasien kritis. Sementara 33 pasien lainnya dalam kondisi stabil. Menurut laporan media, pasar yang bersangkutan di Wuhan ditutup pada 1 Januari 2020 karena sanitasi lingkungan dan desinfeksi.
Hingga kini, penyebab wabah pneumonia masih 'misterius'. Sebab belum diidentifikasi atau dikonfirmasi. Otoritas nasional melaporkan semua pasien diisolasi dan menerima perawatan di institusi medis Wuhan.
Mengutip WHO, menurut pihak berwenang, beberapa pasien ini adalah pedagang di pasar Seafood Huanan. Berdasarkan informasi awal dari tim investigasi China, tidak ada bukti penularan signifikan dari manusia ke manusia maupun infeksi pada petugas kesehatan.(gw/fin)