Telinga Bayi Bernanah usai Ditindik? Cek Saran dr. Arrum Berikut Ini

Telinga Bayi Bernanah usai Ditindik? Cek Saran dr. Arrum Berikut Ini

Bayi Menangis, Ilustrasi oleh Ben Kerckx dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Anda baru-baru ini memutuskan untuk menindik telinga bayi putri Anda yang belum lama lahir.

Namun yang jadi masalahnya sekarang adalah, Anda menyadari jika bekas tindikan itu kini mengeluarkan nanah, meski telinganya sendiri tidak menunjukan ruam apalagi pembengkakan.

Pertanyaannya, mengapa bekas tindikan telinga si kecil ini mengeluarkan nanah, apakah yang harus Anda lakukan untuk mengatasinya?

(BACA JUGA:Jika Bayi Diare seperti Ini, Jangan Lagi Tunda untuk Bawa ke Dokter)

(BACA JUGA:Penyebab Bayi Pilek Itu Ada Tiga Sebab dan Kapan Harus ke Dokter)

Well, pertama-tama menurut dr. Arrum Putri Amalia, membuat tindikan pada telinga bayi lebih dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga medis.

Tujuannya sendiri adalah untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan, dari penggunaan alat tindik yang tidak steril.

“Tindik telinga terutama pada bayi yang masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, perlu dilakukan oleh tenaga profesional medis dengan alat kesehatan yang steril,” kata dr. Arrum Putri Amalia seperti dikutip FIN dari Alodokter.

“Hal ini dikarenakan, penggunaan alat yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya, terutama jika anak belum mendapatkan vaksinasi tetanus atau DPT,” lanjut dia.

Terkait penanganan rumahan terhadap bekas tindikan yang bernanah, dr. Arrum Puti Amalia menganjurkan orang tua untuk tidak sembarangan.

“Untuk lebih amannya, Anda dapat rutin membersihkan kemungkinan cairan nanah yang ada dengan cairan infus atau NaCl,” saran dia.

Akan tetapi jika kondisi tidak membaik usai penanganan yang dilakukan secara mandiri, dr. Arrum tidak menyarankan Anda untuk lagi menunda periksa ke dokter.

“Jika dengan perawatan mandiri di rumah, infeksi belum juga membaik setelah 3 hari, maka jangan ragu untuk memeriksakan kondisi anak Anda ke dokter, untuk mencegah perburukan kondisi yang tidak diinginkan,” saran dia.

Mengapa demikian, karena pada kasus yang seperti ini, lanjut dr. Arrum Putri Amalia, dibutuhkan pemberian obat-obatan seperti antibiotik khusus, yang bisa dalam bentuk salep atau oral.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: