Detik-Detik Menakutkan Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi, Nahkoda: Tiba-Tiba Hujan Petir dan Ombak Tinggi

Detik-Detik Menakutkan Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi, Nahkoda: Tiba-Tiba Hujan Petir dan Ombak Tinggi

Penumpang KM Ladang Pertiwi yang berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke pihak keluarga-ist-Antara

MAKASSAR, FIN.CO.ID - Kapal KM Ladang Pertiwi 2 tenggelam di perairan Selat Makassar, Sulawesi Selatan.

Akibat pertistiwa tersebut, sebanyak 31 penumpangnya selamat. Sementara belasan lainnya hilang.

Kronologi detik-detik tenggelamnya KM Ladang Pertiwi 2 pun diceritakan, sang nahkoda Supriadi.

(BACA JUGA:Puluhan Penumpang Kapal KM Ladang Pertiwi Masih Dinyatakan Hilang, Berikut Daftar Korban Selamat)

Saat jumpa pers di atas KN SAR Kamajaya, Pelabuhan Peti Kemas, Sulawesi Selatan, Supriadi mengisahkan saat detik-detik kapalnya tenggelam.

Saat itu KM Ladang Pertiwi 2 tengah berada di laut lepas. Tiba-tiba dihempas ombak tinggi karena cuaca buruk, hujan deras disertai petir terjadi di wilayah laut Selat Makassar.

"Kami berangkat dari Makassar (pelabuhan Paotere) menuju ke Pamantauang. Saat berangkat hari Rabu (25/5) cuaca teduh dan laut tenang sampai di Butung-butungan, dilewati Kalukuang," tutur Supriadi, Selasa, 31 Mei 2022.

(BACA JUGA:Angkut 43 Penumpang KM Ladang Pertiwi Tenggelam di Selat Makassar, 17 Ditemukan Selamat)

Namun selang beberapa lama melewati area Kalukuan dan mendekati Pulau Pamantauan, cuaca mulai berubah drastis. Angin keras mulai menerpa kapalnya sehingga oleng bahkan mesin kapal langsung mati.

"Waktu itu sekitar delapan mil dari Pemantauan, baru kencang angin, tiba-tiba mati mesin. Pompa (pengisap) mati, jadi tidak bisa hidup. Baku lawan (tabrakan) ombak di sampingnya (kapal)," ungkapnya.

Ketika kapalnya mulai oleng dihantam ombak dan tidak stabil, pria 40 tahun itu memerintahkan Anak Buah Kapal (ABK)-nya bersama penumpang kapal segera bergegas mengambil peralatan penyelamatan.

"Saat kapal mau tenggelam, saya berteriak ke ABK dan penumpang, kasih sedia alat pelampung, gabus, dan tripleks," ucapnya mengenang kejadian itu.

Karena cuaca tak kunjung bersahabat, ombak pun semakin meninggi, kapal akhirnya karam pada Kamis (26/5). Penumpang yang ada berusaha menyelamatkan keluarganya.

Saat ditanyakan berapa jumlah pasti penumpang yang ikut di kapalnya, ia memperkirakan sekitar 31 orang. Tetapi, data dari pihak aparat desa setempat menyebut sebanyak 51 orang yang belum kembali ke pulau.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: