Punya Jantung yang Kerap Berdebar Kencang atau Berdetak Lambat? Awas Risiko Henti Jantung dan Stroke

Punya Jantung yang Kerap Berdebar Kencang atau Berdetak Lambat? Awas Risiko Henti Jantung dan Stroke

Stress Bisa Picu Penyakit Jantung, Image oleh Isabella Mariana dari Pexels--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Anda mungkin sudah sering mendengar soal henti jantung yang dikaitkan dengan aritmia, atau gangguan irama pada jantung manusia.

Bisa terjadi saat orang berolahraga, namun juga bisa dikarenakan stress sebagai pemicunya, selain juga konsumsi kafein dan rokok.

Namun taukah Anda, aritmia itu ternyata tidak hanya berpotensi sebabkan masalah pada jantung.

Ya, menurut Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. Rerdin Julario, SpJP(K), via Antara, aritmia juga berpotensi sebabakan masalah lain, dalam hal ini menjadi pemicu stroke.

Risiko penderita aritmia, akata dr. Rerdi, adalah 4 – 5 kali lebih besar dibanding yang tidak mengalami kondisi ini.

Sebagai referensi, data CDC tahun 2017 menunjukan bahwa masalah irama jantung jadi penyebab stroke iskemik sebesar 15 persen – 20 persen.

Sebab itu, Anda dengan masalah irama jantung, mau itu jantung berdebar kencang atau takikardia, atau jantung yang detaknya lambat, bradikardia, untuk tidak menyepelekannya, dengan sesegera mungkin memerksiakan kondisi Anda ke dokter.
 
Ada pun gejala aritmia menurut Dr. Redrin, adalah berbeda satu sama lain. Ada yang mengeluhkan sesak napas, nyeri, mudah lelah, keringat dingin, bahkan hingga pingsan.

Mereka yang Paling Berpotensi Bermasalah dengan Jantung

Di dunia ini terdapat delapan jenis golongan darah berbeda. Mulai dari A+, A-, B+, B-, O-, O+, AB+ dan AB-.

Namun taukah Anda jika dari delapan golongan darah yang ada pada manusia, ada beberapa golongan darah yang paling rentan dikaitkan dengan masalah jantung?

Ya, menurut data American Heart Association, via Cnet, mereka dengan golongan darah A, B dan AB adalah orang yang paling tinggi punya risiko terkena gagal jantung.

Menurut studi itu, mereka yang golongan darah A dan B memiliki potensi 51 persen lebih tinggi, mengalami kondisi bernama trombosis vena dalam, dan 47 persen lebih tinggi berisiko alami emboli paru atau penyumbatan pembuluh darah pada paru-paru.

Alasan dari tingginya risiko ini menurut Dr. Douglas Guggenheim, pakar hematologi Penn Medicine, ada hubungannya dengan inflamasi yang terjadi pada tubuh mereka, dengan golongan darah di atas.

Protein yang ditemukan pada golongan darah A, B dan AB, berpotensi menyebabkan penyumbatan atau penebalan pada pembuluh darah vena dan arteri.

Ketika hal itu terjadi, maka risikonya adalah pembekuan darah dan penyakit jantung.

Hal ini, lanjut dia Dr. Guggenheim, mungkin bisa menjelaskan mengapa, orang dengan golongan darah O, punya risiko lebih rendah mengalami COVID berat, ketika terpapar corona.


DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: