Analis Memprediksi IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah, Berikut Saham-saham yang Direkomendasikan

Analis Memprediksi IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah, Berikut Saham-saham yang Direkomendasikan

Ilustrasi pergerakan IHSG hari ini-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu 25 Mei 2022 berpotensi berbalik melemah, setelah pada perdagangan kemarin ditutup menguat 1,07 persen ke level 6.914.

"IHSG berpeluang untuk melemah dan melanjutkan struktur koreksi Wave (b) dari Wave [x] selama masih di bawah level resistance 6.978," ujar analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, dalam riset harian untuk perdagangan hari ini.

(BACA JUGA:Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Dua Minggu, Ini Faktor Penyulutnya)

(BACA JUGA:Road To Final Liga Champion 2021/2022, Liverpool vs Real Madrid)

Dia mengatakan, target koreksi IHSG yang berikutnya berada pada Fibonacci Retracement 50 persen dari Wave (a) di level 6.741. 

Saat ini support IHSG di level 6.795, 6.515 dan 6.400, sedangkan resistance-nya di posisi 6.978, 7.032 dan 7.105. "Indikator MACD dalam kondisi netral," ucap Ivan.

Dengan demikian, jelas Ivan, adanya potensi koreksi pada laju IHSG hari ini bisa disikapi pelaku pasar dengan mengoleksi saham EMTK, ICBP, KLBF, PGAS dan TLKM.

Sementara itu, menurut analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, pergerakan IHSG berpeluang untuk mengalami penguatan terbatas untuk menuju target resistance terdekat di level 6.975.

(BACA JUGA:Geser Pajero Sport, Toyota Fortuner Jadi SUV Ladder Frame Paling Laris Bulan April 2022)

(BACA JUGA:Daftar 20 Mobil Terlaris Bulan April 2022, Mobil Anda Salah Satunya?)

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi untuk bergerak menguat terbatas dan diperdagangkan pada rentang support-resistance di level 6.900-6.975," kata Nico Demus.

Nico Demus mengatakan, kepercayaan diri Bank Indonesia dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen menciptakan ketenangan pasar, meski tetap ada potensi volatilitas harga saham.

Menurutnya, sentimen global berasal dari spekulasi Bank Sentral Eropa (ECB) terkait potensi kenaikan suku bunga yang akan dilakukan lebih awal. 

"Kami melihat, spekulasi mulai beraksi, terkait dengan potensi kenaikan tingkat suku bunga," paparnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: