PDIP: Tingkat Kepuasaan SBY karena Pencitraan, Pemimpin Harus Berani Mengambil Keputusan Pahit

PDIP: Tingkat Kepuasaan SBY karena Pencitraan, Pemimpin Harus Berani Mengambil Keputusan Pahit

PDIP dan Partai Demokrat-ilustrasi-

JAKARTA, FIN.CO.ID – Partai Demokrat menyebut tingkat kepuasan pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah serendah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Klaim Partai Demokrat itu langsung direspons oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.

(BACA JUGA:Demo 21 Mei Lengserkan Jokowi, Politikus PDIP: Kita Sudah di Jalan yang Benar)

Tanpa tedeng aling-aling Hasto Kristiyanto mengatakan tingkat kepuasan pada pemerintahan SBY tidak lain adalah pencitraan.

Menurut Hasto, hal itu dijadikan tolok ukur kualifikasi pemimpin. Partai Demokrat, lanjut Hasto, langsung berpikir negatif soal pemerintahan Jokowi hanya karena persentase lembaga survei. 

“Bagi Partai Demokrat, kepuasan atas pencitraan Pak SBY nampaknya segalanya dan menjadi tolok ukur terpenting tentang kualifikasi pemimpin. Sehingga Partai Demokrat langsung menilai negatif terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi hanya gara-gara urusan ketidakpuasan,” kata Hasto Kristiyanto, belum lama ini.  

PDIP, lanju Hasto, tidak mengejar pencitraan. Selain itu keputusan yang diambil Jokowi terkadang dinilai pahit. Namun itu untuk kepentingan bangsa Indonesia. 

(BACA JUGA:Puan Punya Peluang Besar di Pemilu 2024, Pengamat: Siapa pun Calon Diusung PDIP, Elektabilitasnya akan...)

“Bagi PDI Perjuangan menjadi pemimpin itu bukan mengejar elektoral dan pencitraan. Menjadi pemimpin itu ditunjukkan dari tanggung jawabnya bagi masa depan bangsa dan negara. Ketika seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang pahit, namun penuh muatan strategis bagi kepentingan masa depan bangsa dan negara, maka di situlah tanggung jawab pemimpin,” papar Hasto. 

Dia mengingatkan publik soal keputusan tentang kenaikan harga BBM beberapa tahun silam. Jokowi menetapkan kenaikan BBM merupakan wujud keberanian seorang pemimpin yang tidak bisa diwujudkan pada pemerintahan SBY. 

“Hal ini nampak dari keputusan Presiden Jokowi pada awal kepemimpinan tahun 2014 dengan menaikkan harga BBM yang hanya dinikmati mereka yang memiliki mobil. Dampak keputusan berani Pak Jokowi nampak dalam kemampuan membangun infrastruktur yang masif yang sama sekali tidak bisa diwujudkan Pak SBY, meski basis kepuasannya relatif tinggi,” terangnya. 

(BACA JUGA:Tidak Hadir di Halal Bihalal PDIP, Ganjar Pranowo Sedang Dikucilkan?)

Hasto menyinggung soal prestasi yang dicapai Jokowi selama menjadi pemimpin Indonesia ini. Pencapaian di bidang olahraga dan kebudayaan menunjukkan kualitas Jokowi dalam memimpin Indonesia dalam dunia internasional. 

“Begitu banyak prestasi Presiden Jokowi, tidak hanya di infrastruktur, namun di bidang kebudayaan, olahraga, dengan keberhasilan Sea Games, penyelenggaraan PON yang spektakuler dan segudang prestasi lainnya. Juga kepemimpinan Indonesia di dunia global, kesemuanya menunjukkan hasil kerja keras seorang pemimpin,” lanjutnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: