Harapan Korban Tanah Bergerak di Kabupaten Lebak: Kami Kini Sangat Mendambakan...

Harapan Korban Tanah Bergerak di Kabupaten Lebak: Kami Kini Sangat Mendambakan...

Ilustrasi tanah bergerak-pixabay-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Masyarakat korban bencana tanah bergerak di Kabupaten Lebak, Banten berharap rumah hunian tetap yang dijanjikan pemerintah daerah hingga segera terealisasi untuk tahap kedua. 

"Kami kini sangat mendambakan rumah hunian tetap, karena kondisi tempat tinggalnya sudah terancam roboh, " kata Marhudi (45) warga RT 01, RW 09, Kampung Jampang Cikuning, Desa Sidamanik, Kabupaten Lebak, Senin, 16 Mei 2022.

(BACA JUGA:Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut Tol Surabaya-Mojokerto, Sebabkan 14 Orang Meninggal Dunia)

Kondisi rumah miliknya kini cukup prihatin dan sebagian besar tiang penyangga dan tembok dinding sudah terlepas akibat pergerakan tanah.

Saat ini, warga yang terdampak tanah bergerak sejak tahun 2019 tahap kedua sebanyak 41 kepala keluarga belum direalisasikan pembangunan rumah hunian tetap.

Mereka warga kini sebagian tetap nekat mengisi rumah, meski kondisinya nyaris roboh, sedangkan sebagian lainnya tinggal di tenda pengungsian.

Oleh karena itu, pihaknya bersama warga lainnya berharap pemerintah setempat dapat mengalokasikan dana stimulan untuk pembangunan rumah hunian tetap.

(BACA JUGA:Jakarta Alami Kebanjiran, Chusnul Chotimah: Gubernurnya Asyik Jalan-jalan di Eropa)

"Kami sejak sepekan terakhir mendirikan tempat tinggal di samping rumah yang nyaris roboh untuk bertahan hidup dengan keluarga, " katanya menjelaskan.

Ketua RT 01, RW 09, Kampung Jampang Cikuning, Desa Sidamanik, Kabupaten Lebak Sukanta mengatakan, saat ini warganya yang belum direlokasi ke tempat yang aman dari ancaman pergerakan tanah tercatat 41 KK.

"Kami minta tahun ini pemerintah setempat dapat merealisasikan rumah hunian tetap karena sudah tiga tahun kondisi mereka menempati kondisi rumah nyaris roboh, " katanya.

Iyan (60) Ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungan Huntara I Cigobang Kabupaten Lebak mengatakan warganya menempati gubuk-gubuk tenda hunian sementara yang dibangun oleh relawan karena belum dibangun rumah hunian tetap.

(BACA JUGA:Formula E Berpotensi Untung Rp2,5 Triliun, Helmi Felis: Anies Baswedan Pantas Didukung Orang Waras)

Masyarakat hingga kini cukup memprihatinkan tinggal di hunian sementara dengan ruangan sekitar 4x4 meter terpaksa tidur bersamaan dengan istri dan anak-anak hingga saling berdesakan dengan ruangan sempit itu.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: