Faktor Risiko Global Memudar, Harga Emas Merosot Lebih Dari 1 Persen

Faktor Risiko Global Memudar, Harga Emas Merosot Lebih Dari 1 Persen

Ilustrasi emas internasional-Photo by Michael Steinberg -Pexels

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas merosot lebih dari 1 persen pada Rabu, 20 April 2022 dini hari WIB. 

Mengutip data Reuters,  harga emas di pasar spot anjlok 1,3 persen menjadi USD1.953,19 per ounce pada pukul 01.30 WIB.

(BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Jakarta 20 April 2022, BMKG: Waspada Potensi Hujan Petir dan Angin Kencang)

Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 1,4 persen menjadi USD1.959 per ounce.

Penurunan harga emas itu karena dolar yang bergerak menguat dan kenaikan imbal hasil US Treasury membayangi arus masuk safe-haven menuju emas.

Indeks Dolar (Indeks DXY) mencapai level tertinggi lebih dari dua tahun, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Hal itu didorong kenaikan imbal hasil US Treasury di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneternya

(BACA JUGA:Sering 'Paksa' Jamaah Untuk Sedekah, Ternyata Uangnya Oleh Ustaz Yusuf Mansur Digunakan Buat Ini).

Presiden Fed St Louis, James Bullard, Senin mengulangi kasusnya untuk menaikkan suku bunga menjadi 3,5% pada akhir tahun guna mengendalikan inflasi.

"Komentar  hawkish  dari pejabat Fed mendorong tingkat nominal dan suku bunga riil di Amerika, membebani emas," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Namun, "inflasi yang tinggi dalam jangka pendek dan risiko geopolitik kemungkinan masih mendukung arus masuk ke produk emas dan kemungkinan menjaga perdagangan emas di sekitar level saat ini selama beberapa pekan mendatang," papar Staunovo.

Rusia meluncurkan serangan habis-habisan di Ukraina timur, Selasa.

(BACA JUGA:Miyabi Sampai 'Risih' dan Takut, Vicky Prasetyo Tawarkan Biayai Kebutuhan di Bali Asalkan.....)

Tetapi, kendati emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama krisis politik dan ekonomi, serta kenaikan inflasi, suku bunga yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peningkatan  opportunity cost  memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: