Tangan yang Gerak Sendiri Itu Bukan Kerasukan, Ini Nama Kondisi Medisnya

Tangan yang Gerak Sendiri Itu Bukan Kerasukan, Ini Nama Kondisi Medisnya

Tangan Gerak Sendiri Itu Bukan Kerasukan, Image oleh StockSnap dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Ketika tangan bergerak dengan sendirinya, kebanyakan orang mungkin ,akan mengaitkan kondisi ini dengan sesuatu yang mistis, atau kerasukan misalnya.

Mengapa tidak, karena pada keadaan normal tangan adalah anggota tubuh, yang bergerak atas kehendak pemiliknya, dalam hal ini kita manusia.

Namun pada mereka yang tangannya gerak sendiri, mungkin menderita Sindrom Tangan Alien, salah satu penyakit langka yang bisa menyebabkan tangan bergerak di luar kendali.

(BACA JUGA:Minum Kopi yang seperti Ini Cegah Orang Mati Muda)

Contohnya, pada mereka yang menderita sindrom ini sedang mengancingkan kancing kemejanya dengan salah satu tangan, sementara tangan lainnya malah membuka kancing tersebut tanpa sadar.

Yang tidak kalah mengerikannya. Sindrom Tangan Alien dapat menyebabkan penderitanya bertindak kasar terhadap dirinya sendiri.

Dalam sebuah kasus, penderita Sindrom Tangan Alien terlihat memukul dan menampar dirinya sendiri. Pada kasus berbeda, ada juga yang mencekik dirinya sendiri.

Kejadian ini pernah dilaporkan ahli lewat tulisan medis dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry di tahun 1998.

Penderitanya adalah seorang wanita berusia 81 tahun, dengan ciri-ciri gangguan seperti di atas.

Berdasarkan hasil scan otak, kondisi ini dipicu oleh luka tepat di bagian otak yang berfungsi mengendalikan tubuh atau fungsi motorik, relay sensor, termasuk otak bagian depan dan pusat persepsi visual.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lain seperti stroke, tumor otak dan lainnya. Efek samping dari operasi otak juga disebut jadi salah satu penyebabnya.

Penyakit Langka Lainnya

Nama kondisinya Cotard Syndrome. Kondisi ini menyebabkan penderitanya merasa seperti orang yang sudah mati.

Memiliki nama lain sindrom mayat hidup, Cotard Syndrome diambil dari nama seorang ahli saraf, yang pertama kali melaporkan kasus ini 140 tahun lalu.

Mereka yang menderita Sindrom The Walking Dead, nama lainnya lagi, meyakini bahwa dirinya tidak lagi hidup, atau merasa kehilangan sebagian dari tubuhnya.

Menurut Medical News Today, penderita Cotard Syndrome umumnya tidak makan dan tidak minum.

Merasa tidak membutuhkan asupan makanan dan minuman, adalah alasan mengapa mereka melakukannya.

Yang mengerikan dari kondisi ini, adalah mereka memiliki kebiasaan mendatangi area pemakaman. Alasannya, agar merasa lebih dekat dengan kematian.

Para ahli sendiri belum bisa menemukan alasan di balik keberadaan sindrom ini pada manusia. Sinrom mayat hidup ini sendiri, masuk dalam kategori penyakit kejiwaan yang langka.

Sindrom The Walking Dead ini juga dikaitkan dengan penderita schizophrenia. Kondisi ini umumnya ditandai dengan halusinasi, seolah melihat dan mendengar hal-hal yang tidak nyata.

Keberadaan sindrom ini pernah diririlis ahli pada jurnal Psychiatry di tahun 2008. Subjeknya adala seorang  wanita 53 tahun asal Filipina.


DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: