Sumber Rahasia: Kapal Penghancur AS Buntuti Kapal Induk China, Sebelum Biden Telepon Xi Jinping

Sumber Rahasia: Kapal Penghancur AS Buntuti Kapal Induk China, Sebelum Biden Telepon Xi Jinping

Kapal milik China yang tengah melintas dibuntuti kapal penghancur milik AS. -antaranews-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Sebuah kapal induk China terlihat melintasi Selat Taiwan pada Jumat, dibuntuti oleh sebuah kapal penghancur rudal Amerika Serikat. 

Peristiwa dua kapal China dan Amerika Serikat tersebut terlihat, beberapa jam sebelum presiden AS dan China melakukan pembicaraan.

Sumber itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters kapal induk bernama Shandong itu berlayar mendekati pulau Kinmen yang dikuasai Taiwan, yang berada persis di seberang kota Xiamen, China.

(BACA JUGA:Biden Telepon Xi Jinping: Beijing Akan Tanggung Akibatnya Jika Mendukung Operasi Militer Rusia )

"Sekitar 10:30 pagi, CV-17 (Shandong) tampak di sekitar 30 mil laut barat daya Kinmen, dan dipotret oleh seorang penumpang penerbangan sipil," kata sumber itu.

USS Ralph Johnson, sebuah kapal penghancur rudal berjenis Arleigh Burke, membuntuti kapal induk tersebut, yang tidak membawa pesawat di atas deknya dan berlayar ke utara melintasi selat itu, katanya menambahkan.

Taiwan juga mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk mengawasi situasi, kata dia.

(BACA JUGA:Jepang Lihat Empat Kapal Perang Amfibi Rusia Berlayar, Tidak Tahu Tujuannya, Tapi Menunjukkan...)

Kementerian Pertahanan Taiwan menolak berkomentar. Namun, dia mengatakan pasukannya selalu mengawasi aktivitas China di Selat Taiwan dan "merespons sesuai prosedur standar".

Juru bicara Angkatan Laut AS Lt Mark Langford mengatakan kapal Ralph Johnson telah "melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada 17 Maret (waktu setempat) melalui perairan internasional sesuai undang-undang internasional". 

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengalihkan pertanyaan ke Kementerian Pertahanan, yang belum menanggapi permintaan untuk berkomentar. 

Namun dia mengatakan Shandong memiliki "jadwal latihan rutin".

"Kita sebaiknya tidak mengaitkan ini dengan komunikasi antara kepala negara China dan Amerika Serikat. Anda mungkin berpikir ini terlalu sensitif. Yang sensitif adalah Anda, bukan Selat Taiwan," kata Zhao kepada awak media di Beijing.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: