Kaitan antara Konstipasi dengan Risiko Alzheimer

Kaitan antara Konstipasi dengan Risiko Alzheimer

Tips meredakan penyakit asam lambung tanpa obat - obatan--

JAKARTA - Penyakit Alzheimer adalah salah satu jenis pikun yang paling umum ditemukan pada masyarakat dunia.

Beberapa gejala yang ditunjukan penderita Alzheimer, adalah seperti kebingungan, disoreintasi, dan kesulitan untuk membuat keputusan.

Menurut sebuah studi yang dilakukan peneliti Paris Brain Institute, gejala awal Alzheimer dapat dikaitkan dengan sebuah kondisi kesehatan lain.

Menurut studi ini, konstipasi adalah salah satu pertanda awal potensi Alzheimer pada seseorang.

Temuan yang mengaitkan konstipasi dengan potensi Alzheimer di kemudian hari ini, diungkap ahli pada jurnal Lancet Digital Health.

Konstipasi sendiri adalah ketika orang sulit untuk membuang air besar. Kondisi ini menurut medis, disebabkan oleh kurangnya asupan serat yang dibutuhkan tubuh.

Jumlah Penderita Pikun Bakal Meledak di 2030

Pikun atau demensia sendiri bukanlah sebuah permasalahan kecil. Jumlah penderitanya ternyata tidak kalah hebat, dengan penyakit lain, seperti HIV dan AIDS.

Menurut data pemerintah Belanda, jumlah penderita pikun di tahun 2030 mendatang, tidak akan jauh berbeda dengan jumlah populasi manusia di negara Eropa seperti Jerman.

Hal ini diungkap menteri kesehatan Belanda, Hugo de Jonge, dalam ajang World Dementia Council di Tokyo, Jepang, pada tahun 2019.

Ia memprediksi jika kondisi ini nantinya, atau delapan tahun dari sekarang, akan mampu mencapai angka 75 juta jiwa secara global.

Ciri-ciri Orang Mulai Pikun

Sudah berusia 55 tahun atau lebih, dan suka melakukan kesalahan kecil kesehariannya? Hal ini dapat menandakan mulai menurunnya fungsi otak.

Menurut studi yang dilakukan para peneliti dari Temple University di Amerika serikat, via Express, hal tersebut dapat dijadikan indikasi akan pikun di kemudian hari.  

Pikun Dapat Dihindari

Menurut ahli dari University of Pittsburgh Graduate School of Public Health di Amerika Serikat, pikun dapat dihindari dengan perubahan gaya hidup.

Dengan mengkonsumsi buah dan sayuran kaya folat, flavonoid dan antioksidan, diklaim dapat menurunkan risiko pikun hingga 40 persen.  
Konsumsi seafood kaya akan EPA dan DHA dan asam Omega-3 juga dianjurkan untuk konsumsi harian.  

Selain itu, menghindari makanan seperti es krim, yogurt, minuman bersoda, selai dan sejenisnya, sangat baik untuk mendukung otak yang sehat.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: