Kabar Gembira, Jelang Ramadan Kasus Covid-19 Sudah Landai

Kabar Gembira, Jelang Ramadan Kasus Covid-19 Sudah Landai

Pasien Transplantasi Jantung Dikeluarkan dari RS karena Tak Vaksin Covid-19-Family handout-NYPost

JAKARTA, FIN.CO.ID - Tren kasus positiv Covid-19 di Tanah Air menurun.

Ini tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat Indonesia jelang Ramadan ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan tren kasus harian Covid-19 dan keterisian rumah sakit di Indonesia mulai melandai.

(BACA JUGA:Hore! Jeda Tunggu Vaksin Booster COVID-19 Jadi 3 Bulan, Tapi Syaratnya Tetap Sama)

"Hasil 'review' minggu lalu secara nasional, tren kasus dan hospitalisasi harian sudah mulai melandai," katanya, Minggu, 27 Februari 2022.

Dijelaskannya, di beberapa provinsi sudah terjadi penurunan jumlah penularan dan tingkat positif tes Covid-19.

"Kami melihat beberapa provinsi sudah 'confirm' terjadi penurunan dari jumlah penularan maupun positivity rate-nya, seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, NTB itu sudah mulai menurun, 'confirm' ya, tiga minggu berturut-turut," katanya.

(BACA JUGA:4 Tempat Ini Paling Berisiko Jadi Tempat Penularan COVID-19 Varian Omicron, Kalau Bisa Dihindari)

Sementara ada beberapa provinsi lainnya yang sudah mulai menurun namun masih harus dilihat konsistensi penurunannya dalam dua pekan ke depan di antaranya Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.

Ditambahkannya, penurunan kasus di provinsi dengan populasi besar menyebabkan penurunan tingkat keterisian rumah sakit.

"Yang masuk rumah sakit dalam beberapa hari terakhir ini sudah terjadi penurunan disebabkan karena kontribusi provinsi-provinsi yang populasinya besar sudah menurun," katanya.

Dia mengatakan belajar dari pengalaman provinsi-provinsi di Jawa dan Bali selama merebaknya varian Omicron, tingkat keterisian rumah sakit mencapai 40 persen sampai dengan 50 persen dibandingkan saat merebaknya varian Delta.

Begitu pula jumlah pasien yang meninggal mencapai sekitar 15 persen dibandingkan dengan jumlah pasien meninggal saat puncak penyebaran varian Delta.

"Yang meninggal di rumah sakit, kami lihat sekarang per harinya 250-an orang dibandingkan dengan puncak Delta yang 2.000 orang per hari, jadi sekitar hampir 15 persen-nya dari puncaknya Delta," tambahnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: