Kemenkes Buka-bukaan Soal Penyebab Rekor Kasus Covid-19, Ada Pola Agak Meragukan

Kemenkes Buka-bukaan Soal Penyebab Rekor Kasus Covid-19, Ada Pola Agak Meragukan

Ilustrasi penyebaran Covid-19.-istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID-- Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus melonjak hingga pecah rekor mencapai angka 4,9 juta!

Angka kasus Covid-19 itu tercatat pada 16 Februari 2022 yakni bertambah 64.718 kasus, lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 57.049 kasus baru. Sementara kasus aktif kini mencapai 445.190.

Penambahan angka kasus corona itu pun menjadi rekor kasus harian sejak pandemi ditetapkan pada Maret 2020.

(BACA JUGA:Makin Panas! Mahfud MD Berani Terima Tantangan Debat dengan Khalid Basalamah: Anda Atur, Kami Bicara Berdua)

Dari total kasus Covid-19 itu, wilayah Provinsi Jawa Barat menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan angka 15.196, menyusul DKI dengan angka 12.388 kasus, lalu Provinsi Jawa Timur di posisi ketiga dengan 7.919 kasus, Banten 6.798 kasus, dan Jawa Tengah 4.991 kasus.

Hanya saja kenaikan kasus Covid-19 itu memunculkan pola-pola yang dianggap meragukan.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, perihal kenaikan kasus harian secara mendadak dalam dua hari terakhir.

(BACA JUGA:Nahas! Panik Masuk Jalan Tol, Bocah 16 Tahun Coba Putar Balik Tapi Endingnya Tertabrak Mobil Yaris)

"Ada suatu pola yang agak meragukan," ungkapnya dalam konferensi pers.

Nadia mengatakan, jika ada keterlambatan input data pasien Covid-19 yang memicu peningkatan angka kasus, sementara kasus konfirmasi sempat mengalami penurunan.

"Ada data baru yang dimasukkan Selasa kemarin. Ini karena ada akumulasi data Sabtu dan Minggu yang belum di-upload karena suatu hal. Salah satunya beberapa lab tidak langsung upload data tersebut," katanya.

Akibat keterlambatan memasukkan data pasien Covid-19 itu lah, lanjut Nadia, yang mengganggu layanan telemedisin seperti pasien bergejala ringan yang tidak mendapatkan paket obat gratis.

"Jadi kalau dikatakan kekacauan data karena jomplang, ini memang ada keterlambatan data dari entry di hari Sabtu dan Minggu," katanya.

Tercatat sebanyak 566.050 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 39.465.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tri Broto

Tentang Penulis

Sumber: