Bukan Serang Paru-paru, Ahli Beberkan Omicron Ternyata Menginfeksi Tenggorokan? Begini Penjelasannya

Bukan Serang Paru-paru, Ahli Beberkan Omicron Ternyata Menginfeksi Tenggorokan? Begini Penjelasannya

5 Langkah Sederhana Cegah Lonjakan Omicron, Jangan Diremehkan ya Gaes--Pixabay/fernandozhiminaicela

JAKARTA, FIN.CO.ID - Studi baru mengungkapkan jika Covid-19 varian Omicron cenderung tidak merusak paru-paru dibanding varian lainnya. 

Ternyata banyak ahli menyebut jika Omicron lebih menginfeksi tenggorokan.

Hal itu diungkapkan oleh seorang profesor virologi di University College London, Deenan Pillay.

(BACA JUGA:Baru Jabat Wali Kota Solo, Harta Kekayaan Gibran Rakabuming Naik Rp4 Miliar Dalam Setahun!)

Ia mengatakan jika varian Omicron berbeda dari varian sebelumnya.

"Hasil dari semua mutasi yang membuat Omicron berbeda dari varian sebelumnya adalah bahwa Omicron mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel," ujarnya, dikutip dari PMJ News.

"Intinya, Omicron lebih bisa menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, sel-sel di tenggorokan. Jadi itu akan berkembang biak di sana lebih mudah daripada di sel-sel jauh di dalam paru-paru. Ini benar-benar awal tetapi studi menunjukkan arah yang sama," imbuhnya.

(BACA JUGA:Viral Bocil Nekat Lemparkan Lumpur ke Mobil Boks di Jakarta Utara, Polisi Bakal Panggil Orang Tua Pelaku)

Jika virus menghasilkan lebih banyak sel di tenggorokan, maka itu membuatnya lebih mudah menular. 

Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tetapi kurang menular.

Di sisi lain, salah satu peneliti, Prof James Stewart juga mengungkapkan jika Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada tikus.

(BACA JUGA:Gegara Balkon Lantai 3 Hotel Jebol, Pria Asal Pontianak Tewas Usai Alami Luka Serius di Bagian Kepala)

Makalah dari penelitiannya bersama para ilmuwan lain itu menunjukkan, bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load (pengukuran jumlah virus) yang lebih rendah, dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.

"Ini salah satu bagian dari teka-teki. Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat, dan itu terkait dengan data klinis yang masuk," tulis makalah itu.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Aulia Nur

Tentang Penulis

Sumber: pmj news