Habib Luthfi Ajak Generasi Muda Jauhi Radikalisme Perusak NKRI, Singgung Toleransi Beragama

Habib Luthfi Ajak Generasi Muda Jauhi Radikalisme Perusak NKRI, Singgung Toleransi Beragama

Habib Luthfi --Instagram/@pecinta_habib_muhammad_luthfi

JAKARTA, FIN.CO.ID - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI Habib Luthfi bin Yahya mengajak agar generasi muda jauhi radikalisme.

Habib Lutfi berharap agar ajaran radikalisme tersebut nantinya tidak merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain radikalisme, ada juga paham lainnya seperti intoleransi dan terorisme yang harus dibentengi dengan nasionalisme dan kejayaan bangsa.

(BACA JUGA:KSAD Dudung Ingatkan Bahar Smith dan HRS Jangan Macam-macam, Warganet: Giliran Disuruh ke Papua jadi 'Meong')

"Generasi muda harus tahu bagaimana pejuang meraih kemerdekaan, juga kiprah Wali Songo yang menyebarkan agama Islam dengan penuh toleransi tanpa harus menyakiti agama lain. Juga

bagaimana dulu kerajaan-kerajaan besar lewat peninggalan-peninggalannya yang luar biasa," ujar Habib Luthfi, dikutip dari Antara.

Tak hanya itu, Habib Luthfi mengaku telah mempelajari makna kebinekaan dan toleransi di Indonesia. Dari situ ia mengaku kagum dengan para pendahulu bangsa yang mampu menyatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke dalam bingkai NKRI.

(BACA JUGA:Nyesek! Kisah Pilu Wanita Menikah Sendirian Usai Ditinggal Kabur Calon Suami, Sang Pria Diduga Daftar TNI)

Ia pun berkesimpulan bahwa setelah membolak-balik sejarah, bangsa Indonesia ternyata bukan keturunan bangsa penjajah, tetapi bangsa yang rasional, intelektual. 

"Yang jadi pertanyaan, apakah generasi penerus ini sudah dipersiapkan untuk menjawab tantangan tersebut," tanya Habib Luthfi. 

Menurut dia, kegiatan Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan ini sangat bagus untuk menggugah pemerintah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk bersatu memerangi paham kekerasan tersebut.

"Generasi muda harus mencontoh bagaimana dulu Kerajaan Majapahit mampu menyatukan Indonesia. Saat itu Raja Hayam Wuruk atau Brawijaya dalam melakukan pendekatan terhadap umat Islam sampai memberikan tanah di Ampel. Pada waktu itu, Menteri Pertanian dan Menteri Ekonomi yang diangkat adalah Maulana Malik Ibrahim, sementara Menkeu Maulana Asmorodono," kata Habib Luthfi

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Aulia Nur

Tentang Penulis

Sumber: antara