Harga Emas Internasional Naik, Imbas Ketegangan Ukraina yang Mendorong Minat Investor Terhadap Aset Safe-Haven

Harga Emas Internasional Naik, Imbas Ketegangan Ukraina yang Mendorong Minat Investor Terhadap Aset Safe-Haven

Ilustrasi emas internasional-Photo by Michael Steinberg -Pexels

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas internasional naik, Senin, karena aksi jual di Wall Street yang didorong ketegangan geopolitik atas Ukraina, mendukung daya tarik aset safe-haven seperti emas.

Sementara disisi lain, investor bersiap untuk keputusan kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) usai pertemuan FOMC yang akan berlangsung 26 Januari 2022 besok. 

Harga emas internasional di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.840,16 per ounce pada pukul 02.39 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin 24 Januari 2022  atau Selasa 25 Januari 2022  dini hari WIB. 

(BACA JUGA:Harga Bitcoin cs Melemah, Senin 24 Januari 2022, Investor Harap-Harap Cemas Hasil Pertemuan The Fed)

Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,5 persen menjadi USD1.841,70 per ounce.

NATO menyatakan, pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga di Eropa timur sebagai tanggapan atas peningkatan aktivitas militer Rusia di perbatasan Ukraina.

"Kisah Ukraina positif bagi emas dan kebijakan The Fed pada akhirnya akan berkembang menjadi sedikit lebih konservatif dalam hal tapering, karena bank sentral masih meyakini banyak dari ini akan bersifat sementara," kata Ed Moya, analis OANDA.

(BACA JUGA:Harga Emas Pegadaian, Senin 24 Januari 2022: Stabil)

Aksi jual di Wall Street memburuk akibat ketegangan Ukraina-Rusia dan ekspektasi bahwa The Fed akan memperketat kebijakan moneter pada laju yang jauh lebih cepat untuk menjinakkan lonjakan inflasi.

Tetapi Kepala Analis CMC Markets Inggris, Michael Hewson, mengatakan The Fed tidak mungkin memiliki dampak besar pada emas saat ini "karena pasar lebih khawatir tentang apa yang terjadi di Eropa timur," terutama mengingat kenaikan suku bunga pada Maret telah diperhitungkan.

Emas juga tampaknya melepaskan, sampai batas tertentu, tekanan dari arus masuk ke dolar,  safe-haven  saingannya.

(BACA JUGA:Kurs Rupiah 24 Januari 2022 Ditutup Flat, Investor Masih Menunggu Kepastian Kenaikan Suku Bunga The Fed)

Tetapi, kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik, kenaikan suku bunga akan meningkatkan  opportunity cost  memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

"Dengan asumsi bahwa gelombang penghindaran risiko saat ini pada akhirnya surut ketika The Fed mengatasi ketakutan tersebut, dan mencegah memburuknya prospek ekonomi, dengan demikian kami percaya pasar emas dan perak kembali mengalami rebound sementara tetapi tidak bertahan lama," kata analis Julius Baer, Carsten Menke.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: