Harga Emas Menguat, 'Dibumbui' Pelemahan Dollar AS dan Konflik Geopolitik yang Makin Menjadi

Harga Emas Menguat, 'Dibumbui' Pelemahan Dollar AS dan Konflik Geopolitik yang Makin Menjadi

Ilustrasi emas batangan-Michael Steinberg-Pexels

 


Ilustrasi emas batangan-Michael Steinberg-Pexels

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas menguat, Kamis, penyebabnya adalah data inflasi Amerika yang menguat dan membebani dollar AS, sehingga mendorong penguatan emas sebagai aset safe-haven.

Mengutip laporan Reuters di Bengaluru, Kamis 13 Januari 2022 pukul 02.11 WIB, harga emas menguat di pasar spot, naik 0,2 persen menjadi USD1.825,83 per ounce.

Kondisi ini memperpanjang penguatan,  setelah harga emas naik ke level tertinggi sejak pertengahan Desember. 

Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat juga ditutup meningkat 0,5 persen menjadi USD1.827,3 per ounce.

(BACA JUGA:Tekanan Geopolitik Picu Kenaikan Aset Safe-Haven, Kapan Nih Waktu Yang Cocok Untuk Beli Emas)

Dollar Amerika jatuh ke level terendah dua bulan, setelah data menunjukkan inflasi di negeri Paman Sam itu tercatat mengalami kenaikan tahunan terbesar, dalam kurun waktu hampir empat dekade.

Hal ini yang kemudian membuat emas lebih menarik bagi investor luar negeri. Imbal hasil obligasi Amerika (US Treasury) 10-tahun juga tergelincir.

Analis Standard Chartered, Suki Cooper, mengatakan harga emas bertahan "sangat baik" bahkan ketika pasar terus memperhitungkan kenaikan suku bunga pertama The Fed pada Maret.

(BACA JUGA:Update 10 Januari 2022: Harga Emas Antam dan Internasional Terkoreksi, Sejalan Dengan Sentimen Kebijakan The Fed)

"Secara historis, emas cenderung memperhitungkan kenaikan suku bunga lebih awal. Pergerakan harga menunjukkan pasar telah memperhitungkan hambatan kenaikan suku bunga dan ruang lingkup untuk penguatan USD jangka pendek." ujar Suki, dikutip dari Reuters, Kamis 13 Januari 2022. 

Sebelumnya, Direktur PT. TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi kepada Fin.co.id, mengatakan, harga emas tahun 2022 berpeluang meningkat hingga ke level tertinggi USD .000 per ounce. 

Faktor pemicunya yaitu konflik geopolitik yang terjadi di beberapa belahan dunia, salah satunya Kazakhstan dan Taiwan. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: