Cina Investigasi Kematian Li Wenliang

Cina Investigasi Kematian Li Wenliang

BEIJING-Kematian Li Wenliang, dokter yang pertama kali mengungkap virus corona benar-benar mengguncang seantero Cina. Sampai-sampai, Komisi Pengawas Nasional Cina (NSC) harus mengirimkan tim khusus ke Wuhan, Provinsi Hubei, untuk mengungkap kematian Li Wenliang Cina merasa perlu mengungkap kematian Li karena dianggap sangat penting. Dan keputusan investigasi ini sudah disetujui Komite Sentral Partai Komunis Cina (CPC), pada Jumat (7/2) kemarin. Li sejatinya adalah dokter mata. Dia bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Wuhan. Sayangnya, Li tewas pada Jumat dini hari setelah terinfeksi virus corona atau yang biasa disebut 2019-nCoV. Padahal, saat itu para dokter telah bersusah payah menyelamatkan nyawanya. [caption id="attachment_433423" align="alignleft" width="300"] Simpati terhadap Li Wenliang. Foto: nytimes[/caption] "Di tengah peperangan menghadapi epidemi pneumonia akibat virus corona tipe baru, dokter ahli mata kami terinfeksi. Dia meninggal dunia setelah semua upaya untuk menyelamatkan dia tidak menemui hasil. Kami sangat berduka cita," demikian pernyataan resmi pihak rumah sakit Wuhan tempat Li dirawat seperti diunggah di akun Weibo. Li Wenliang, yang berusia 34 tahun itu diketahui teah mengingatkan rekan-rekannya mengenai bahaya virus corona. Ini dia sampaikan setelah mendapati beberapa pasien yang mengalami gejala mirip SARS yang pernah mewabah di China pada 2003 silam. Melalui grup WeChat, Li mengingatkan agar rekan-rekannya mengenakan pakaian khusus agar tidak tertular wabah baru. "Infeksi virus corona tipe baru sudah terkonfirmasi dan jenisnya sedang diidentifikasi. Beri tahu semua keluarga dan kerabat agar waspada," demikian pesan Li di grup Wechat yang beranggotakan bekas teman sekolahnya pada 30 Desember 2019, seperti dikutip Caixin. Sayang, peringatan tersebut malah membuat polisi Cina berang. Mereka memanggil Li dan delapan rekannya pada 3 Januari 2020. Mereka dianggap menyebarkan isu yang bisa menimbulkan keresahan di masyarakat. Pada saat itu, biro kesehatan Kota Wuhan menyatakan, tidak ada bukti virus corona dapat ditularkan antarmanusia. Namun, virus tersebut justru menular hingga ke sejumlah Negara. Bahkan, Cina harus mengisolasi Kota Wuhan dan beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei. Setelah menandatangani surat teguran, Li kembali bekerja. Namun Li dilaporkan batuk pada 10 Januari 2020 yang kemudian demam pada hari berikutnya. Lalu Li dirawat di rumah sakit pada 12 Januari 2020 dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Yang lebih menyedihkan lagi, Global Times melaporkan bahwa istri Li yang sedang hamil  diketahui dalam kondisi yang tidak sehat. Namun belum diketahui, apakah istri Li tertular atau menderita penyakit lain. (wsa/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: