Jenazah Covid-19 Tidak Mencemari

Jenazah Covid-19 Tidak Mencemari

TASIK - Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan meminta masyarakat tidak menolak saat wilayahnya dijadikan tempat pemakaman pasien Covid-19 yang meninggal dunia. “Hak setiap warga masyarakat, apabila meninggal dunia dapat dimakamkan dengan layak sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing,” ujarnya kepada Radar, tadi malam. Terkait adanya penolakan pemakaman pasien Covid-19, Minggu (29/3), kata Ivan, sebenarnya petugas kesehatan sudah menerapkan prosedur kesehatan untuk proses pemakaman pasien Covid-19. Tentunya hal itu, kata dia, aman bagi masyarakat. Termasuk kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam pengurusan jenazahnya. “Jadi sebaiknya masyarakat tidak harus menolak, karena kalau tidak bisa dimakamkan, dikhawatirkan menimbulkan dampak kesehatan bagi semua pihak,” tuturnya. Apabila masyarakat khawatir wilayah atau daerahnya tercemar oleh jenazah yang meninggal akibat Covid-19, maka bisa meminta penjelasan langsung kepada petugas. ”Untuk itu, saya minta kepada petugas kesehatan didampingi camat, lurah, muspika bisa menyosialisasikan prosedur pemakaman jenazah pasien Covid-19, sehingga masyarakat dapat memahaminya,” tegas dia Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat meyakinkan bahwa pengurusan jenazah yang positif Covid-19 sudah melalui prosedur pengamanan kesehatan. Jenazah tersebut telah melalui serangkaian prosesi standar kesehatan, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar ketika dikebumikan. “Sebetulnya saya tahu persis di rumah sakit di mana pasien ini meninggal, sudah dilakukan SOP penanganan jenazah,” kata Uus menegaskan. Terpisah, Tokoh Ulama Tasikmalaya Ustaz Maman Suratman mengatakan apabila pemerintah dan tim medis sudah memberikan informasi secara gamblang serta keterangan jenazah itu tidak membahayakan, seyogyanya masyarakat bisa menerima. “Ketika secara medis disimpulkan jenazah melintas ke pemukiman warga menuju tempat krematorium itu tidak membahayakan, karena sudah proses sterilisasi dan terjamin serta rasional, ya diterima dengan baik,” kata dia. Ia meminta masyarakat mengedepankan adab. Seperti yang diajarkan dalam agama Islam, ketika ahli dari berbagai disiplin ilmu sudah menjelaskan dan muncul kesimpulan yang rasional alangkah baiknya diterima. “Ke depankan kemadaratan yang akan terjadi demi kemaslahatan lebih luas. Apalagi, secara keilmuan tidak boleh jenazah terpapar virus didiamkan lebih dari 4 jam,” tuturnya menjelaskan. Pimpinan Ponpes Ihya Assunnah Paseh, Cihideung tersebut mengakui Pemkot menghadapi situasi berat. Namun, tetap harus mengedepankan pendekatan dengan masyarakat. Pemkot bisa berkomunikasi dengan simpul warga supaya tidak terjadi miss komunikasi. “Dalam pandangan agama, tahapan itu harus ditempuh. Pemerintah dalam hal ini harus menyegerakan juga, secara agama pun demi kemaslahatan lebih luas harus segera,” kata Ustaz Maman. Menurut Ustaz Maman, semua pihak bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Sehingga, ke depan perlunya membangun sinergitas dalam mengedukasi warga berkenaan wabah. Termasuk memberikan referensi dari berbagai sudut pandang dan disiplin ilmu, mulai dari kesehatan, syariat Islam serta keamanan. “Tak cukup edaran, tapi duduk bersama jelaskan dari titik ke titik supaya masyarakat tenang. Ambil hikmahnya pelajaran berharga bahwa kita perlu sinergitas. Masyarakat pun harus bijak, terutama pemeluk agama Islam baiknya mengedepankan nalar sehat bukan emosional,” harap dia. Sumber di RSUD dr Soekardjo, menyebutkan jenazah positif Covid-19 sempat mengalami kesulitan untuk dikuburkan maupun dikremasi. Bahkan, sudah tiga titik lokasi pemakaman pun menolak jenazah dikebumikan. Kemudian Tim Gugus Tugas Covid-19 yang menangani sempat menitipkan jenazah di RSUD dr Soekardjo. “Ya, RSUD menerima penitipan jenazah positif Covid-19, sejak pukul 14.00 diantar oleh ambulans Dinas Kesehatan,” tuturnya. Jenazah yang disimpan dalam peti mati itu, kata dia, tetap berada di dalam ambulans, karena menunggu tim yang bernegosiasi dengan warga dan yayasan pengelola krematorium. “Namun, akhirnya negosiasi berhasil sehingga ambulans bisa didorong ke lokasi krematorium sekitar pukul 18.00,” kata dia. (igi)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: