JAKARTA - Gunung Anak Krakatau erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut sejak pukul 22.35 WIB, Jumat (10/4) hingga Sabtu (11/4) dini hari.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi Magma Indonesia, Kementerian ESDM, erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm.
Aplikasi Magma Indonesia, magma.vsi.esdm.id itu juga menyebutkan aktivitas seismik ditandai dengan erupsi tremor yang terjadi terus menerus. Berdasarkan pantauan kamera pengawas atau CCTV pada pos pemantauan Gunung Anak Krakatau, abu vulkanik berwarna hitam dan abu-abu itu bergerak ke arah timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.
PVMBG menyebutkan tingkat aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda itu berada pada level II atau waspada. PVMBG juga mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari kawah.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi magnitudo 3 dan disusul gempa kedua dengan magnitudo 2,1 mengguncang Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (11/4).
BMKG melalui laman resminya yang dikutip di Jakarta, Sabtu, menyebutkan kedua gempa tersebut berpusat di darat dengan kedalaman 8 kilometer. Gempa bumi pertama magnitudo 3 terjadi pukul 02.59 WIB berada pada titik koordinat 0.81 Lintang Selatan, 119.92 Bujur Timur, sekitar 11 kilometer arah timur laut kota Palu.
Kemudian, gempa susulan dengan magnitudo 2,1 terjadi pukul 03.01 WIB pada titik koordinat 0.79 Lintang Selatan, 119.94 Bujur Timur, sekitar 13 kilometer arah utara kota Palu. BMKG tidak melaporkan potensi tsunami termasuk kerusakan yang timbul dari gempa bumi yang berpusat di darat itu.