Bahan Pokok Jelang Nataru Diklaim Aman dan Terjangkau

Bahan Pokok Jelang Nataru Diklaim Aman dan Terjangkau

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan, ketersediaan stok untuk tiga komoditas bahan pokok, minyak goreng, cabai merah dan kedelai menjelang Perayaan Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 aman. Menteri Perdagangan M Lutfi mengaku, pihkanya telah berkoordinasi dengan 34 kepala dinas perindustrian dan perdagangan untuk memastikan beberapa hal terkait kebutuhan barang pokok dan penting menjelang natal dan tahun baru. "Kami memastikan stoknya aman dan harganya terjangkau," kata Lutfi, Selasa (16/11/2021). Lutfi mengatakan, perkembangan harga bahan pokok jelang natal dan tahun baru kali ini terpengaruh oleh perubahan iklim seperti cabai merah dan perkembangan komoditas yang dipengaruhi oleh kondisi global seperti minyak goreng dan kedelai. "Sebagai contohnya minyak goreng, sekarang ini sudah mencapai level Rp16.000 sampai Rp17.000 untuk kemasan sederhana karena harga CPO (crude palm oil)," ujarnya. Selain minyak goreng, lanjut Lutfi, komoditas lain yang naik adalah telur ayam ras dan cabai merah dan untuk telur ayam ras, sebelumnya turun drastis kini harganya naik. Namun kenaikan ini menurutnya masih wajar mengingat ongkos dari peternak telur mencapai Rp19.000 hingga Rp21.000. "Sehingga harga yang wajar Rp24.000, jadi kita mesti memaklumi bahwa kita harus hidup berdampingan dan kita harus memproteksi petani telur ini," terangnya. Kemudian harga cabai, jelang natal dan tahun baru harganya terpantau sudah naik 15 persen karena ini musim penghujan. Menurutnya, pengaruh cuaca ini otomatis membuat harga cabai naik, dan akan bergerak normal namun di sejumlah daerah, pihaknya mendapat laporan jika stok di satu daerah aman hingga 1,5 bulan untuk kebutuhan Nataru. "Sehingga untuk cabai ini masalahnya dari siklus cuaca, yang biasanya kering dan basah mempengaruhi dari harga cabai," ungkapnya. Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI Oka Nurwan mengatakan kenaikan harga minyak goreng paling tinggi ada di komoditas minyak curah dibanding minyak goreng kemasan yang bisa tahan satu tahun. "Karena umurnya sangat pendek, itu tergantung dengan CPO internasional, jadi harganya tergantung," ujarnya. Menurut Oka, distribusi 11 juta liter dengan harga Rp14.000 akan diriingi oleh edukasi pada publik bahwa kenaikan CPO internasional berpengaruh pada harga minyak curah. Kebutuhan minyak goreng di Indonesia per bulan mencapai 410.000 ton per bulan yang diserap untuk minyak goreng "kemasan, curah rumah tangga dan industri," pungkasnya. (der/ant/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: